Subsidi BBM Membengkak Rp 50 Triliun
KATADATA ? Kementerian Keuangan memprediksi, hingga akhir tahun, ongkos subsidi bahan bakar minyak (BBM) membengkak sekitar Rp 50 triliun, dari Rp 199,9 triliun menjadi Rp 250 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) adalah penyebab utamanya. Meski, volume BBM bersubsidi tahun ini tak melebih kuota yakni 48 juta kiloliter.
Kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI) tercatat sudah Rp 12.025 per dolar AS, Kamis (12/12). Menurut Bambang, bertambahnya dana subsidi membuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi lebih berat. ?Dana Rp 50 triliun itu setara membangun bandara baru di Jakarta,? kata dia dikutip dari Kontan, Jumat (13/12).
Angka itupun setara dengan subsidi non-BBM pada 2014 yakni untuk beras bagi 15,5 juta keluarga miskin, subsidi pupuk, layanan publik agar tiket angkutan umum ekonomi tetap murah, subsidi bunga, hingga pajak.