Sentimen Negatif terhadap Rupiah Berkurang

Image title
Oleh
28 Februari 2014, 00:00
2965.jpg
Arief Kamaludin | KATADATA
KATADATA | Donang Wahyu

KATADATA ? Sentimen negatif terhadap rupiah dinilai sudah berkurang seiring penguatan nilai tukar sejak dua pekan terakhir. Penguatan rupiah sudah mencerminkan indikator fundamental perekonomian Indonesia, meski pergerakannya masih terbatas.

?Mengapa rupiah hingga mencapai Rp 12.200 per dolar, karena berlebihnya sentimen negatif. Saat ini rupiah bergerak menuju level fundamental,? kata Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Destry Damayanti saat dihubungi Katadata, Jumat (28/2).

Menurutnya, penguatan rupiah yang terjadi saat ini dipengaruhi sentimen global dan data domestik yang membaik. Dari sisi global, investor melihat negara-negara emerging market sudah berhasil memperbaiki keadaan ekonominya setelah mengalami tekanan pada tahun lalu. ?Itu memberikan sentimen positif,? ujar Destry.

Dari sisi domestik, data-data ekonomi di Indonesia pun menunjukkan perbaikan. Destry mengatakan, investor melihat upaya pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengatasi defisit neraca transaksi berjalan sudah berhasil.

Beberapa kebijakan yang diambil pemerintah dan BI di antaranya, menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) serta BI Rate. Kondisi ini tercermin pada meningkatnya cadangan devisa, serta kondisi politik yang kondusif menjelang pemilu. Menurutnya, sepanjang Februari 2014, dana asing yang masuk baik melalui obligasi dan saham mencapai Rp 20 triliun.

Meski demikian, Destry mengatakan, penguatan yang terjadi sekarang masih terbatas karena ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Seperti dana neraca perdagangan dan hasil pemilu. ?Pemerintah agar tetap waspada, pekerjaan rumah harus dijalankan. Sektor riil harus diperhatikan,? ujarnya.

Pada perdagangan hari ini, rupiah menguat 59 poin di level Rp 11.609. Berdasarkan data BI, kurs tengah mencapai Rp 11.634, atau menguat 41 poin dibanding penutupan hari sebelumnya (27/02) sebesar 11.675.

Sejak awal tahun (year to date), rupiah naik 4,84 persen atau tertinggi di Asia, mengalahkan yen Jepang yang naik 3,49 persen. Sepanjang Februari saja, rupiah menguat 5,2 persen. Indonesia juga menjadi negara tertinggi penguatannya di negara emerging market.

Reporter: Nur Farida Ahniar
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...