MS Hidayat Bantah Mobil Murah Habiskan BBM Subsidi

Image title
Oleh
1 April 2014, 00:00
3258.jpg
Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Donang Wahyu

KATADATA ? Kementerian Perindustrian menolak mobil murah ramah lingkungan (Low cost green car/LCGC) dianggap menghabiskan kuota BBM bersubsidi. Alasannya populasi mobil murah hanya 90 ribu unit, atau kurang 1 persen dari total populasi mobil yang beredar saat ini sebesar 10 juta unit.

Untuk menekan konsumsi BBM bersubsidi, Kemenperin mendukung pembedaan diameter nozzle BBM nonsubsidi. Misalnya nantinya diameter nozzle BBM dengan tipe RON 92 ke atas (non subsidi) akan berbeda dengan nozzle BBM RON 92 ke bawah (BBM subsidi). Pembedaan itu akan diterapkan dalam tenggat waktu tertentu. Produsen mobil menyatakan kesiapannya menyesuaikan perubahan dimensi nozzle tersebut.

"Kementerian Perindustrian akan berkoordinasi untuk penyusunan standar produk dan regulasi produksinya," ujar Menperin MS Hidayat di kantornya, Jakarta, Selasa 1 April 2014.

Pernyataan tersebut menanggapi Surat Kementerian Keuangan Nomor S-185/MK.011/2014 yang meminta penjelasan terkait penggunaan BBM non subsidi untuk mobil murah. Kementerian Keuangan sebelumnya mengeluhkan program mobil murah dapat menyebabkan pembengkakan konsumsi BBM bersubsidi.

Kemenperin menjawab bahwa konsumsi BBM mobil murah sebesar 20 km/liter. Sedangkan mobil non LCGC mengkonsumsi 12 km/liter. Sehingga, lanjut MS Hidayat, terdapat efisiensi sekitar 60 persen BBM per unit mobil.

Produksi mobil murah pada 2013 sebesar 52.956 unit dan diperkiraan pada 2014 mencapai 150.000 unit. Pada awal 2014, mobil murah itu juga telah diekspor ke Pakistan, Filipina dengan total volume ekspor sekitar 1.000 unit per bulan. Kebutuhan mobil murah itu tetap ada baik diproduksi dalam negeri maupun yang diimpor. Diperkirakan pada 2015, mobil sejenis LCGC itu akan tetap mengisi pasar dalam negeri terutama dari Thailand apabila tidak diproduksi di dalam negeri.

Halaman:
Reporter: Rikawati
Editor: Arsip
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...