Raden: Krisis 2008, Tiga Bank BUMN Minta Rp 40 T

Image title
Oleh
8 April 2014, 00:00
3373.jpg
Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? Mantan Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Raden Pardede mengatakan  pada krisis 2008, likuiditas perbankan memang ketat. Bahkan bank-bank badan usaha milik negara (BUMN) meminta tambahan dana hingga mencapai Rp 40 triliun.

"Akhirnya yang diberi Rp 15 triliun. Itu diberikan ke Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sekitar bulan September 2008," ujar Raden seusai bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Senin 8 April 2014.

Ia menggambarkan pada saat itu perekonomian memang dirundung masalah. Kondisi global mencekam. Kesulitan likuiditas tak hanya dialami bank kecil saja. Menurutnya permintaan bank BUMN itu untuk menghadapi kesulitan likuiditas. "Bank minta sebanyak-banyaknya. Karena saat krisis likuiditas adalah elemen paling penting," tuturnya.

Raden menjelaskan kekurangan likuditas bagi perbankan itu seperti serangan jantung. Pada saat krisis, ukuran likuiditas sangat penting. Pada saat itu kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tidak terjadi pemburukan. "Jadi kalau ada pengamat yang menyatakan keadaan perbankan pada saat itu baik-baik saja karena dari sisi NPL tak bermasalah, itu bukan ukurannya. Karena pada saat krisis yang dinilai keadaan likuiditas," tuturnya.

Pemberian likuiditas pada tiga bank BUMN sebesar Rp 15 triliun itu juga diakui oleh BRI, BNI, dan Bank Mandiri. Ketiga bank tersebut masing-masing mendapatkan penempatan dana dari pemerintah masing-masing Rp 5 triliun pada saat krisis 2008. Direktur Utama BRI Sofyan Basir membenarkan penempatan dana sebesar Rp 5 triliun itu.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri yang kini menjadi Gubernur BI, Agus Martowardojo juga mengakui adanya fasilitas tersebut dari pemerintah. Ia menjelaskan penempatan dana tersebut terkait ketatnya likuiditas. "Pada tahun 2008 ada tiga bank BUMN dapat fasilitas. Pada saat itu likuiditas tengah ketat, kemudian pemerintah menempatkan dananya kepada tiga bank BUMN, dan sudah dikembalikan," ujar Agus kepada Katadata, Selasa 1 April 2014.

Halaman:
Reporter: Rikawati
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...