Produksi Freeport Turun 36,1 Persen
KATADATA ? Produksi PT Freeport Indonesia sepanjang kuartal satu tahun ini mengalami penurunan. Penurunan produksi ini akibat penerapan kebijakan pemerintah melarang ekspor mineral, yang membuat sepanjang tiga bulan pertama tahun ini perusahaan tersebut tidak bisa ekspor.
Berdasarkan rilis laporan kinerja Freeport-McMoRan Copper & Gold, pemilik 90,64 persen saham Freeport Indonesia, produksi tembaga Freeport Indonesia pada kuartal I-2014 tercatat sebesar 140 juta pon. Capaian ini 36,1 persen lebih rendah dibandingkan produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 219 juta pon.
Hal serupa terjadi pada produksi emas pada kuartal I tahun ini yang hanya sebesar 208.000 ons. Padahal kuartal pertama tahun lalu, produksi emas mencapai 212.000 ons.
Penjualan tembaga Freeport Indonesia selama kuartal I-2014 tercatat hanya 109 juta pon, turun 44,94 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 198 juta pon.
Sementara penjualan emasnya turun 15,2 persen menjadi 162.000 ons, dari 191.000 ons pada kuartal I-2013. Pembatasan ekspor mineral membuat penangguhan sekitar 125 juta pon tembaga dan 140.000 ons emas pada kuartal pertama 2014.
Akibat larangan ekspor, kapasitas pengolahan konsentrat Freeport hanya mencapai 118 ribu metrik ton bijih per hari atau setengah dari kapasitas normal. Hingga saat ini Freeport masih terus berunding dengan pemerintah untuk mengupayakan agar perusahaannya diijinkan untuk ekspor.
Dengan menurunnya produksi Freeport Indonesia pada kuartal I-2014, Freeport McMoRan memperkirakan volume produksi tembaga Freeport Indonesia akan sama dengan tahun lalu, yaitu sekitar 900 juta pon.
Sementara produksi emas masih mengalami peningkatan menjadi 1,5 juta ons, dari produksi tahun lalu sebesar 1,1 juta ons. Perkiraan produksi ini akan terjadi dengan asumsi bahwa Freeport Indonesia akan mulai berproduksi normal pada bulan Mei.
