Krisis 2008, BNI dan Mandiri Juga Minta Rp 15 T

Image title
Oleh
6 Mei 2014, 14:10
dokumen-bank-bri.jpg
KATADATA/
KATADATA | Donang Wahyu

KATADATA ? PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga mengajukan permintaan penempatan dana pemerintah masing-masing Rp 15 triliun dalam menghadapi krisis 2008. Namun pemerintah hanya menempatkan dana pada masing-masing bank itu sebesar Rp 5 triliun.

Permintaan itu diajukan dalam surat penawaran proposal pada 15 September 2008. Dalam salinan surat yang diperoleh Katadata, disebutkan keduanya menginginkan dana sebesar Rp 15 triliun itu akan ditempatkan hingga awal 2009. Dalam surat penawaran BNI yang ditandatangani Direktur Utama BNI Gatot M

Suwondo menyebutkan setelah mengikuti pertemuan dengan Dirjen Perbendaharaan pada tanggal 15 September 2008, BNI melakukan penawaran untuk melaksanakan penyimpanan uang negara dalam bentuk rekening giro dengan tingkat bunga fixed rate sebesar 9,25 persen. Tingkat bunga rekening giro yang ditawarkan itu dihitung dari saldo harian.
 
"Bilamana memungkinkan kami mengharapkan penempatan uang negara pada BNI dapat dipertimbangkan untuk nominal sebesar Rp 15 triliun," seperti tertulis dalam dokumen tersebut.
 
Sedangkan surat permintaan penempatan uang negara dari Bank Mandiri hanya berisi singkat melakukan penawaran penempatan instrumen giro sebesar Rp 15 triliun dengan tingkat bunga 9,25 persen.
 
Pengajuan usulan penempatan dana itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan intensif antara jajaran pejabat Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia pada 13 September 2008 menyusul ancaman krisis global yang mulai merembet ke Indonesia.
 
Mengenai penempatan dana pemerintah tersebut, mantan Direktur Utama Bank Mandiri yang kini menjadi Gubernur BI, Agus Martowardojo mengakui adanya fasilitas tersebut. Ia menjelaskan penempatan dana tersebut terkait ketatnya likuiditas pada waktu itu.
 
"Pada 2008 ada tiga bank BUMN dapat fasilitas. Pada saat itu likuiditas tengah ketat, kemudian pemerintah menempatkan dananya kepada tiga bank BUMN, dan sudah dikembalikan," ujar Agus kepada Katadata, 1 April 2014 lalu.
 
Sementara Gatot M Suwondo membenarkan adanya penempatan dana sebesar Rp 5 triliun ke BNI pada saat krisis 2008. Ia menjelaskan dana tersebut sudah ditarik setelah ditempatkan selama dua tahun di BNI. "Ada penempatan dana tersebut. Tetapi sudah ditarik, cuma dua tahun," ujar dia.
(Baca juga: Raden : Krisis 2008, Tiga Bank BUMN Minta Rp 40 T)

Reporter: Nur Farida Ahniar
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...