Semen Indonesia Akan Naikkan Harga 4 Persen
KATADATA ? PT Semen Indonesia (Persero) Tbk berencana menaikan harga jual produknya sebesar 3-4 persen tahun ini. Rencana ini merupakan imbas dari kenaikan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang diputuskan pemerintah.
Seperti diketahui, pemerintah sudah memutuskan menaikan tarif listrik industri tahun ini yang akan diberlakukan secara bertahap mulai bulan ini. Tarif listrik untuk perusahaan terbuka golongan pelanggan I-3 akan naik sebesar 38,9 persen, sedangkan golongan I-4 naik 64,7 persen.
Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto mengatakan dampak dari kenaikan tarif listrik terhadap biaya produksi cukup besar. Namun, perseroan harus menjaga perolehan margin keuntungan dan kinerja usahanya.
Masalahnya, perseroan tidak bisa seenaknya menaikkan harga jual yang tinggi karena dipastikan akan mengganggu penjualan. ?Realisasi harga sangat tergantung kondisi lapangan. Harga bisa naik 3-4 persen, karena tekanan cost (biaya) 65persen,? ujarnya dalam acara ?Investor Day? di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (7/5).
Makanya selain menaikan harga, perseroan juga akan melakukan efisiensi biaya dalam produksinya. Saat ini perseroan memiliki pembangkit listrik di Sulawesi, yang bisa menyuplai pasokan listrik sebesar 90 persen untuk pabrik di Tonasa.
Pembangkit listrik di Sumatera Barat juga sudah bisa memasok kebutuhan listrik pabrik Semen Padang, meski hanya 10 persen. Walau tidak memiliki pembangkit sendiri untuk pabrik di Tuban, perseroan akan tetap mengupayakan efisiensi biaya. ?Kenaikan harga 3-4 persen harus diikuti dengan efisisensi,? ujarnya.
Meski harus menaikan harga jual dan efisiensi besar-besaran, Dwi yakin akan mampu mengejar target penjualan tahun ini sebesar 6 persen.