Hendri Saparini Akui 2008 ada Krisis

Image title
Oleh
12 Mei 2014, 00:00
3879.jpg
KATADATA/
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics Indonesia Hendri Saparini mengakui bahwa pada 2008 Indonesia mengalami krisis. Krisis itu berdampak pada sektor riil.

Menurut Hendri struktur ekonomi 2008 lebih rentan dibanding 1998 karena adanya perubahan struktur ekonomi. Oleh karena itu perlu ada solusi tidak hanya fokus sektor keuangan saja, tetapi sektor riil.

Namun ia menolak mengatakan pada 2008 terdapat krisis finansial atau perbankan. Menurutnya indikator krisis tak hanya sektor keuangan saja, tetapi berdasarkan data makro 2008, transaksi berjalan mengalami defisit karena ekspor turun. Harga komoditas yang rendah akibat krisis global juga berdampak penurunan ekspor Indonesia. (Baca: Bank-Bank Negara Cemas Saat Krisis 2008)

Pernyataan Hendri itu menjawab pertanyaan Luhut Pangaribuan, pengacara terdakwa kasus Bank Century mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya. Hendri menjadi saksi ahli di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Senin 12 Mei 2014.

Luhut mempertanyakan pernyataan Hendri dalam sebuah wawancara media online http://muslimdaily.net yang di posting pada 21 Oktober 2008 lalu. Dalam petikan wawancara tersebut Hendri menyampaikan "Padahal jika dibandingkan dengan tahun 1998, krisis 2008 akan lebih besar magnitudenya dibanding tahun 1998. Karena dari sisi misalnya sumber krisis keuangan itu pada 1998. Saat itu kan hanya masalah depresiasi bank yang diawali di Thailand. Tapi yang terjadi sekarang ekonomi yang lebih besar lagi. Kemudian dari dana-dana hot money yang masuk ke Indonesia, dibandingkan antara 1998 dan 2008, sekarang bisa dua kali lipat. Kita bandingkan dengan struktur industrinya, tahun 1998 kita tidak mengalami deindustrialisasi karena kapasitas terpakai masih sekitar 85 persen. Sementara sekarang, kapasitas terpakai hanya 50 persen bahkan ada yang 30 persen. Kemudian masalah struktural kemiskinan dan pengangguran, tahun 1996 sebelum krisis, jumlah orang menganggur tidak sebanyak tahun 1998"

Hal ini bertolak belakang dengan pernyataan yang dia sampaikan ketika ditanya Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK. Menurutnya krisis 2008 tidak terlalu berdampak terhadap perekonomian Indonesia, bahkan pengaruhnya sangat kecil dibandingkan tahun 1998.

Hal ini ditunjukan dengan Non Performing Loan (NPL) mencapai 3,5  persen. Suku bunga 10-20 persen, rasio kecukupan modal (CAR) 17,44 persen.

Hendri berpendapat dari segi kepanikan nasabah tidak terjadi. Karena dana nasabah yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar Rp 2 miliar. Sementara 90 persen nasabah Indonesia memiliki tabungan di bawah Rp 2 miliar. Pelemahan nilai rupiah dan berkurangnya investasi lebih disebabkan struktur ekonomi yang rapuh.

"Jadi tidak ada krisis tahun 2008. Jika ada (krisis) secara struktur ekonomi, dan tidak sebesar tahun 1998," ujar Hendri. (Baca: Apakah Terjadi Krisis pada 2008?)

Reporter: Redaksi
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...