Medco Hentikan Produksi Minyak
KATADATA ? PT Medco E&P Indonesia terpaksa menghentikan produksi minyak dari Lapangan Meta dan Lica di Desa Danau Cala, Kabupaten Musi Banyu Asin, Sumatera Selatan. Penghentian produksi ini sudah terjadi sejak 21 Juni lalu. Penyebabnya, ada beberapa kelompok masyarakat yang menutup jalan yang merupakan jalur distribusi hasil produksi lapangan minyak tersebut.
Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk, Induk Usaha Medco E&P, Lukman A Mahfud dalam keterangannya mengatakan penghentian produksi ini disebabkan adanya penutupan lalu lintas jalan umum oleh sekelompok orang. Akibatnya perseroan tidak bisa melakukan pengiriman minyak mentah dari lapangan minyak tersebut ke Stasiun Pengumpul Matra di Musi Banyu Asin.
Insiden pemblokiran jalan ini dipicu oleh adanya tuntutan masyarakat mengenai masalah pembebasan lahan yang dianggap belum selesai dan pembayaran tenaga lokal bantuan pengamanan. Pihak Medco menolak tuntutan ini karena merasa sudah menyelesaikan pembebasan lahan pada 2006. Sementara pembayaran tenaga pengamanan lokal juga sudah dilakukan melalui Kepala Desa Danau Cala.
Masalahnya ditengah defisit minyak dan target produksi minyak tahun ini yang berpotensi tidak tercapai, produksi minyak harus terus digenjot. Penghentian produksi satu ladang minyak saja dipastikan membuat taget produksi minyak tidak tercapai.
Menurut Lukman, produksi minyak dari Meta dan Lica sekitar 1.000 barel per hari, yaitu 2 persen dari total keseluruhan produksi minyak dan gas bumi Medco E&P saat ini. Adapun lapangan minyak ini adalah aset milik negara dan 80 persen produksinya adalah milik pemerintah.
Artinya negara bisa kehilangan potensi pendapatan dari penjualan 800 barel minyak per hari. Jika dikalkulasikan, dengan harga minyak sekitar US$ 104 per barel, maka potensi kehilangan pendapatannya adalah sekitar US$ 998.400, atau sekitar Rp 1 miliar.
Perseroan telah melaporkan penghentian operasi telah dilaporkan ke Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas). Medco E&P telah melaporkan tindakan penutupan jalan ini ke aparat kepolisian. Perseroan juga tengah melakukan pembicaraan dan upaya mediasi secara terus menerus, yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah setempat. Namun, hingga kini belum mendapatkan titik temu atas tuntutan sekelompok masyarakat tersebut.
"Perseroan akan terus mengupayakan penyelesaian permasalahan ini sehingga kegiatan operasi di lapangan dapat segera pulih kembali dan tidak mengganggu target produksi minyak nasional ke depannya," ujar Lukman, Jumat (27/6).