Karen Mundur Saat Pertamina Kesulitan Keuangan
KATADATA ? Mantan Direktur Utama Pertamina Ari Soemarno mempertanyakan alasan mundurnya Karen Agustiawan dari Direktur Utama (Dirut). Pasalnya pengunduran diri Karen terjadi pada saat Pertamina kesulitan keuangan.
?Ini kan seperti lari dari tanggung jawab. Kenapa waktu diangkat kembali tahun lalu, dia (Karen) menyanggupi,? ujar Ari kepada Katadata, Senin (18/8).
(Baca: Di Bawah Karen, Pertamina Masuk Jajaran Perusahaan Top Dunia)
Menurutnya, tahun lalu Karen masih menerima untuk diangkat kembali sebagai Dirut Pertamina, karena saat itu perusahaan minyak dan gas negara tersebut sedang bersinar. Sementara saat ini kondisinya Pertamina sedang menghadapi banyak beban yang menggerus keuangannya.
Beban tersebut bisa terlihat dari klaim rugi Pertamina sekitar US$ 45 juta, akibat menjual solar kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang lebih rendah dari nilai keekonomiannya. Pertamina juga mengaku rugi sekitar Rp 6 triliun dari penjualan elpiji, yang menjadi alasan perusahaan tersebut berencana menaikkan harga elpiji 12 kilogram.
Makanya, saat ini pertamina masih menagih selisih kerugian harga jual yang terjadi sejak tahun lalu kepada PLN. Selain itu, rencana Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kilogram pun harus tertunda, karena belum mendapat persetujuan dari pemerintah.
?Ada juga masalah klasik yang biasa terjadi, seperti keterlambatan pembayaran dari pemerintah. Masalah ini sudah sering terjadi pada 2004, 2006, dan 2008 pada saat saya menjadi Dirut Pertamina,? ujar Ari.
Ari mengatakan, seharusnya Karen bisa berbesar hati dengan menghadapi masalah beban Pertamina yang sedang besar saat ini. Bukannya memilih mundur dengan alasan apapun. Karena dengan beban yang cukup besar, Pertamina tetap berkewajiban mengamankan pasokan bahan bakar minyak dan elpiji di Indonesia.
Ari mengakui ada kabar yang beredar bahwa mundurnya Karen ini, karena ada ancaman dari Wakil Presiden terpilih dalam pemilihan presiden 2014 Jusuf Kalla (JK). Isu yang beredar, JK sempat menemui Karen belum lama ini. JK meminta Karen melakukan sesuatu, tapi Karen menolak permintaan tersebut. Akhirnya JK pun mengancam akan mengganti posisi Karen pada pemerintahan mendatang. Padahal masa jabatan Karen seharusnya berakhir pada 2018.
Meski demikian Ari mengatakan isu tersebut tidak benar. Menurutnya JK tidak mungkin melakukan hal tersebut, karena dia menilai JK memiliki integritas yang tinggi. ?Silakan ditanyakan sendiri ke Ibu Karen, kalau memang Pak JK mengancamnya. Saya tantang kalau memang itu benar,? ujar Ari.
Ari Soemarno menjabat Direktur Utama Pertamina pada 2006 menggantikan Widya Purnama. Ia seharusnya menjabat sebagai direktur utama sampai 2011. Namun pada 2009 ia diberhentikan dan diganti oleh Karen Agustiawan, Menteri BUMN Sofyan Djalil ketika itu menyebut pergantian di Pertamina perlu dilakukan untuk penyegaran organisasi.