Ekonomi AS Kian Menarik, Rupiah Akan Tetap Melemah

Image title
Oleh
4 September 2014, 17:36
No image
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? Kendati pergerakan harga saham terus menguat dan mampu menciptakan rekor baru, namun pergerakan rupiah masih akan terus melemah. Hal ini dipengaruhi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang positif sehingga membuat mata uang dolar lebih menarik dibanding mata uang lokal.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual mengatakan penguatan dolar ini tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di seluruh negara emerging market. Selain itu pelemahan mata uang juga dipengaruhi penarikan stimulus oleh Bank Sentral AS dan rencana kenaikan suku bunga The Fed.
"Negara emerging market juga melemah. Karena mata uang dolar tengah menarik," ujar David kepada Katadata, Kamis (4/9).

Dari faktor dalam negeri, lanjut David, adalah rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang berpengaruh pada inflasi. Selain itu langkah pemerintah melakukan normalisasi atas kelangkaan BBM bersubsidi juga mempengaruhi nilai tukar rupiah. David mengatakan tidak adanya pengendalian konsumsi BBM bersubsidi dikhawatirkan melebihi kuota yang ditentukan.
"Ini juga menjadi sumber kekhawatiran," tuturnya.

Meski begitu, menurut dia Indonesia tetap menjadi tujuan investasi bagi para pelaku pasar. Sebab prospek perekonomian kedepannya masih menjanjikan. Ditambah adanya keyakinan akan pemerintahan baru, yang diharapkan bisa mengarahkan perekonomian lebih baik. Hal ini terbukti trend menguatnya pasar saham. Selain karena prospek pertumbuhan ekonomi, dia menilai investor juga mengantisipasi positifnya kinerja beberapa sektor. 

"IHSG trennya dari Februari naik terus. Investor masih melihat dari potensial gain di pemegang saham."

Indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat mencatat rekor baru pada perdagangan Rabu (3/9). Tertinggi sejak rekor sebelumnya 15 bulan lalu, pada 20 Mei 2013. Sedangkan pergerakan rupiah pada hari yang sama justru melemah yaitu di level 11.840 atau melemah 47 poin dibanding hari sebelumnya.

Ekonom PT Bank Tabungan Negara Tbk Agustinus Prasetyantoko menambahkan trend penguatan yang terjadi di pasar saham juga didorong investor dalam negeri. Hal ini yang membuat indeks saham menguat meski nilai tukar melemah. "Namun investor asing yang berinvestasi tak harus menggunakan dolar, tetapi menggunakan rupiah sehingga indeks saham naik," ujarnya.

Prasetyantoko menilai prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia memang melambat. Namun jika dilihat prospeknya, tak kalah dengan negara lain yang juga memiliki masalah domestik.

Reporter: Desy Setyowati
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...