Menunda Kenaikan Harga BBM, Risiko Ekonomi Semakin Besar

Image title
Oleh
15 Oktober 2014, 20:41
BBM Subsidi
Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ?  Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menilai semakin cepat pemerintahan Joko Widodo menaikkan harga BBM akan semakin baik dari sisi fiskal ekonomi. Menaikkan harga BBM di tahun depan akan memberikan risiko yang besar bagi ekonomi.

Pemerintahan Jokowi akan melakukan kenaikan BBM bersubsidi untuk memperlebar ruang fiskal. Rencananya kebijakan itu akan dilakukan pada November 2014 atau Januari 2015.

Destry menilai jika kenaikan harga BBM dilakukan pada Januari 2015 akan menyebabkan ketidakpastian anggaran. Sehingga dapat memberikan sentimen negatif di pasar keuangan dan modal. 

Sebaliknya, jika kenaikan harga BBM dilakukan November 2014 maka akan memberi kepastian posisi anggaran 2015. Hal ini mendorong pemerintah lebih mudah untuk melakukan program-programnya karena beban subsidi berkurang. Hal ini juga membuat kepercayaan pasar meningkat.

"Keberanian pemerintah di bidang energi sangat ditunggu," tutur Destry di Jakarta, Rabu (15/10).

Penyesuaian harga BBM lebih awal juga akan lebih menguntungkan dari sisi dampak inflasi. Jika harga BBM naik November akan mendorong inflasi hingga 8,4 persen di akhir 2014 dan akan menurun ke 5,22 persen.

Dari sisi defisit transaksi berjalan, diproyeksi mencapai 3,13 persen dari PDB pada akhir tahun, dan menurun 2,74 persen pada 2015. Destry memprediksi pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,23 persen pada 2014.

Sedangkan jika kenaikan harga BBM dilakukan awal 2015, inflasi akan mencapai 8,84 persen. Defisit neraca transaksi berjalan mencapai 2,67 persen dari PDB.

Reporter: Petrus Lelyemin
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...