Pemerintah Kaji Tawaran Rusia Bangun PLTN
KATADATA ? Pemerintah masih mengkaji tawaran Rusia untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
?Kami harus klarifikasi dulu berapa kapasitasnya,? kata Jarman, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, di Jakarta, Kamis (13/11).
Dia mengakui, suatu saat Indonesia pasti memerlukan PLTN untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri. Pemerintah menargetkan pembangunan PLTN pada 2025.
?Kami memperkirakan 2025, mulai 5 ribu megawatt,? ucapnya.
Pembangunan PLTN tersebut dibutuhkan mengingat kebutuhan listrik dalam negeri terus meningkat. Menurut outlook kelistrikan Indonesia yang dirilis Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), permintaan listrik di Indonesia diproyeksi sebesar 249 terawatt-hour (TWh) pada 2015 dan meningkat sampai 892 Twh pada 2030.
Namun pemerintah, kata dia, tetap harus berhati-hati dalam membangun PLTN. Pemerintah dalam membangun PLTN juga tetap memperhatikan segi keamanan. Selama ini pembangunan PLTN kerap mendapatkan sorotan karena dianggap tidak ramah lingkungan.
?Kami harus cari yang bukan daerah gempa,? ujarnya.
Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Federasi Rusia Valentina Ivanovna Matviyenko menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta pada Rabu (12/11) lalu. Pertemuan tersebut membahas kerjasama politik, perdagangan dan inovasi. Salah satunya, pembangunan PLTN.
Pada September 2014 lalu, perusahaan energi asal Rusia, Rosatom, juga pernah berkunjung ke Batam untuk menawarkan kerjasama pembangunan PLTN berkapasitas 1.200 MW. Proyek tersebut diproyeksi menyedot investasi hingga US$ 9 miliar.