Pertamina Siap Gandeng Total Kelola Blok Mahakam

Safrezi Fitra
11 Maret 2015, 12:23
Pertamina
Donang Wahyu|KATADATA

KATADATA ? PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapannya untuk bermitra dengan Total E&P Indonesie dalam mengelola Blok Mahakam. Ini sesuai dengan keinginan pemerintah untuk tetap melibatkan pihak Total E&P Indonesie dalam mengelola blok migas di Kalimantan Timur ini.

"Pertamina terbuka untuk melakukan kemitraan, tentunya termasuk dengan Total," kata Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam kepada Katadata, Rabu (11/3).

(Baca: Sofyan Pastikan Pertamina Kuasai Blok Mahakam)

Dorongan pemerintah untuk menggandeng Total salah satunya agar ada pencampuran keahlian bisnis perusahaan asal Perancis ini dengan Pertamina. Meski demikian, Syamsu belum mau berbicara mengenai berapa porsi pembagian yang akan didapatkan perusahaan minyak dan gas asal Perancis tersebut.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said sempat meminta agar Pertamina masih menjadi pemegang saham mayoritas. Untuk membahas masalah porsi saham, pemerintah rencananya akan mengundang Pertamina dan Total dalam waktu dekat.

(Baca: Pertamina Siap Bantu Pendanaan Pemda Blok Mahakam)

Deputi Pengendalian Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Aussie Gautama juga menginginkan agar Pertamina tetap gandeng Total. Dari segi teknologi Pertamina memang dipercaya mampu mengelola Blok yang memiliki cadangan gas terbukti saat kontraknya berakhir pada 2017, sebesar 2 triliun kaki kubik. 

Namun dari segi sumber daya manusia yang bisa mengoperasikan Mahakam adalah putera-puteri Indonesia yang saat ini kerja di Indonesia. "Orang-orang Total ini juga menjadi incaran dari banyak perusahaan lain, di Indonesia dan di luar negeri. Jangan sampai terjadi eksodus dari orang-orang Total ini saat PSC (kontrak) Mahakam berakhir," ujar dia, kepada Katadata.

President and General Manager Total E&P Hardy Pramono menginginkan adanya masa transisi selama lima tahun setelah kontraknya habis pada 2017. Alasan dia kegiatan eksplorasi yang harus dilakukan saat ini dan kegiatan eksplorasi membutuhkan waktu empat hingga lima tahun sebelum berproduksi. Artinya eksplorasi yang dilakukan saat ini, baru bisa dinikmati hasilnya pada 2018.

Reporter: Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...