Dirut Mandiri Keluhkan Sulitnya Lakukan Merger Bank BUMN
KATADATA ? Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Budi Gunadi Sadikin mengeluhkan sulitnya melakukan merger antar-bank badan usaha milik negara (BUMN). Padahal, penggabungan usaha tersebut salah satu cara untuk membesarkan bank-bank pelat merah.
Apalagi saat ini di tengah persaingan perbankan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN, Indonesia membutuhkan bank nasional yang memiliki struktur permodalan yang kuat. Namun upaya merger seringkali terhambat lantaran disalahartikan dengan kepentingan politis, dan akhirnya terhenti di tengah jalan.
?Susah sekali kalau wacana merger ini dibawa ke tataran sosial dan juga politik,? keluh Budi saat rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu (8/4).
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan adanya bank BUMN yang besar maka pembiayaan untuk proyek-proyek yang dijalankan pemerintah akan menjadi lebih mudah dan efisien. Termasuk dalam mengelola obligasi negara yang diterbitkan pemerintah.
?Kalau ada bank BUMN besar dari merger, kami bisa mengelola surat utang negara (SUN) hingga Rp 50 triliun,? kata Budi.
Senada dengan Budi, anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, wacana merger bank BUMN ini harus didorong kembali. Pasalnya permodalan bank nasional saat ini sulit bersaing dengan bank-bank negara tetangga di kawasan ASEAN.