Suku Bunga Tinggi Membuat Industri Tidak Kompetitif

Aria W. Yudhistira
20 April 2015, 16:17
Katadata
KATADATA
Suku bunga Indonesia saat ini memang lebih menarik dibandingkan negara lain di kawasan. Namun, tingkat suku bunga yang tinggi akan menyulitkan industri untuk mendapatkan pendanaan yang murah.

KATADATA ? Tingkat suku bunga yang tinggi membuat industri menjadi tidak kompetitif. Target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen pada tahun ini akan sulit tercapai.

?Suku bunga tidak bisa dibiarkan terus tinggi, karena Indonesia tidak akan bisa bersaing di regional,? kata calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doddy Budi Waluyo saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (20/4).

Menurut Doddy, yang saat ini menjabat Direktur Eksekutif Kepala Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola BI, suku bunga Indonesia saat ini memang lebih menarik dibandingkan negara lain di kawasan. Namun, tingkat suku bunga yang tinggi akan menyulitkan industri untuk mendapatkan pendanaan yang murah.

Lebih lanjut, dia mengatakan, jika ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, maka suku bunga acuan atau BI Rate mesti turun. Apalagi, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan di bidang fiskal ini dapat berdampak positif terhadap defisit neraca transaksi berjalan.

Meski begitu, BI tidak dapat mengenyampingkan tantangan global yang akan menghadang, seperti kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (the Fed Rate). Belum jelasnya kebijakan di AS tersebut memberikan ketidakpastian situasi perekonomian global. ?Kami tidak bisa mengenyampingkan risiko,? tutur dia.

Doddy menambahkan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperlonggar kebijakan moneter. Pertama, menstabilkan nilai tukar rupiah. Kedua, menjaga inflasi yang merata di seluruh daerah, dengan memperbaiki distribusi bahan bahan pokok.

Ketiga, membuat beberapa instrumen penting untuk mendukung bidang moneter, makroprudential, dan sistem pembayaran. Keempat, meningkatkan koordinasi kebijakan antara otoritas moneter dan fiskal.

Selain itu, dia juga berharap parlemen dan pemerintah segera menyelesaikan pembahasan Undang-Undang (RUU) BI, Perbankan, dan Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK). Ketiga peraturan tersebut penting untuk menjaga stabilitas keuangan, sehingga tercipta kondisi industri keuangan yang kuat, efisien, dan kompetitif.

Dody Budi Waluyo merupakan lulusan Fakultas Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Indonesia (UI). Kemudian menyelesaikan pendidikannya Master of Business Administration and Finance di University of Colorado, Boulder, Amerika Serikat.

Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...