Lippo Bakal Bangun 12 Rumah Sakit di Myanmar
KATADATA ? Grup Lippo, perusahaan konglomerasi yang didirikan oleh taipan Mochtar Riady, mengumumkan akan membangun 12 rumah sakit di Myanmar. Wakil Chairman Grup Lippo, James Riady, mengatakan perseroan menyiapkan dana investasi senilai US$ 400-500 juta atau sekitar Rp 6,5 triliun.
Langkah itu seiring dengan target perseroan untuk memperkuat ekspansi di ASEAN. "Kami akan berinvestasi US$ 400-500 juta. Jadi, satu rumah sakit rata-rata US$ 50-60 juta," kata James seperti dikutip Koran Tempo, Selasa (21/4).
Seluruh rumah sakit tersebut akan dibuka melalui jaringan Siloam. Saat ini, Lippo telah membeli sebuah rumah sakit lama di Myanmar dan akan diresmikan dengan nama Siloam dalam waktu dekat. "Kami akan mulai buka dalam 1-2 bulan ini."
James menyatakan, alasan Lippo menyasar bisnis rumah sakit di Myanmar adalah karena besarnya jumlah penduduk dan sumber daya alam di negara tersebut. Menurut dia, 50 tahun lalu, negara utama di Asia bukan Singapura, Indonesia, Thailand, dan Filipina, melainkan Myanmar. "Jadi, kita mesti melihat sejarah, dan Indonesia punya andil, karena Indonesia pada saat itu Presiden Sukarno-lah yang membantu Myanmar merdeka. Dialah yang membawa Myanmar ke dunia," kata James.
Setelah Myanmar, Lippo juga membidik bisnis di sektor jasa kesehatan dan perbankan di Kamboja. Langkah itu merupakan bagian dari rencana Lippo Group untuk melebarkan sayap bisnisnya di ASEAN. Pada September tahun lalu, perusahaan mengumumkan telah menyiapkan dana sebesar US$ 3-5 miliar atau setara dengan Rp 35,2-58,7 triliun untuk membidik sektor kesehatan, retail makanan, dan telekomunikasi di Filipina, Myanmar, dan Vietnam. Dana itu disiapkan untuk jangka waktu 5-10 tahun mendatang.