Kredit Bank Mandiri Kuartal I Hanya Tumbuh 13 Persen
KATADATA ? Penyaluran kredit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada tiga bulan pertama tahun ini hanya tumbuh 13,3 persen. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dari target perseroan tahun ini sebesar 15-17 persen.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menilai wajar pertumbuhan kredit kuartal I yang masih rendah. Dia beralasan pertumbuhan ekonomi masih melambat dan program pembangunan pemerintah juga belum jalan pada awal tahun.
Meski demikian, Budi yakin pertumbuhan kredit akan meningkat pada kuartal II. Keyakinan ini melihat aplikasi kredit yang masuk untuk periode tersebut naik. Pemerintah juga berencana memulai pembangunan infrastruktur pada kuartal II.
Dengan dimulainya pembangunan infrastruktur pada Kuartal II, dia berharap akan memberi dampak positif bagi sektor lain. Ini akan berdampak baik pada penyaluran kredit perbankan.
"Aplikasi kredit yang masuk (di Kuartal II) lebih banyak dari Kuartal I. Pemerintah sudah alokasikan (anggaran infrastruktur), tinggal eksekusi. Kalau kredit di Kuartal I sudah bisa cair, dan pembangunan mulai di Kuartal II diharapkan ada multiplayer effect, konsumsi semen naik, tenaga kerja naik," kata dia di kantornya, Jakarta, Jumat (24/4).
Rendahnya pertumbuhan kredit kuartal yang cukup rendah, dibarengi dengan kenaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL). NPL Bank Mandiri kuartal I tercatat sebesar 0,89 persen, sedangkan periode yang sama tahun lalu hanya 0,67 persen. Meningkatnya rasio kredit bermasalah, kata Budi, lebih banyak dipicu oleh kredit sektor mikro yang naik 3 persen dan kredit konsumsi sebesar 1,6 persen.
Sepanjang kuartal I tahun ini, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 10,9 persen menjadi Rp 14,8 triliun. Sedangkan perolehan labanya hanya tumbuh 4,3 persen menjadi Rp 5,1 triliun.
