Inflasi Jadi Tantangan Pemerintah di Pertengahan Tahun

Safrezi Fitra
7 Mei 2015, 17:31
inflasi.jpg
KATADATA/ Arief Kamaludin

KATADATA ? Pengendalian inflasi dinilai akan menjadi tantangan pemerintah di pertengahan tahun. Dua momen puasa dan lebaran akan membuat peningkatan inflasi semakin tinggi.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan pemerintah harus mewaspadai laju inflasi pada Juni-Juli. Permintaan kebutuhan pangan biasanya meningkat cukup tinggi pada saat puasa dan lebaran.

Dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang rendah saja, inflasinya mencapai 0,36 pada bulan lalu. Dua momen Puasa dan lebaran akan membuat pertumbuhan konsumsi meningkat lebih tinggi dan berdampak pada tinggi laju inflasi.

BI berharap pemerintah bisa menjaga ketersediaan kebutuhan pangan untuk mencukupi permintaan pada saat puasa dan lebaran. Termasuk persediaan bahan pangan di daerah, untuk menghindari adanya volatilitas harga yang tinggi di berbagai daerah.

Agus juga meminta pemerintah agar lebih jeli melihat dampak penyesuaian harga barang yang ditentukan pemerintah (administered price), terhadap daya beli masyarakat dan inflasi. Meski demikian, dia yakin pemerintah sedang melakukan kajian untuk mengenai harga gas elpiji 3 kilogram dan tarif listrik rumah tangga.

?Kalau ini semisalnya mau ada penyesuaian, termasuk transportasi, harus dilakukan dengan terencana dan bijaksana. Maka inflasi bisa terjaga sesuai target 4 persen plus minus 1 persen,? kata Agus usai menghadiri acara ?Institute of International Finance Summit 2015? di Jakarta, Kamis (7/5).

Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan ada tiga tantangan yang akan dihadapi oleh pemerintah saat ini, yakni penyerapan anggaran, tren penurunan harga komoditas ekspor, serta inflasi. Dua momen puasa dan lebaran yang akan terjadi pada Juni dan Juli, dikhawatirkan membuat inflasi semakin tinggi.

Menurut Destry, porsi komoditas pangan saat puasa dan lebaran bisa mencapai 34-49 persen dari bobot inflasi. Dengan kondisi seperti ini, naik turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) dan nilai tukar rupiah, berpotensi mendorong inflasi naik lebih tinggi dari perkiraan. Jika inflasi tak terjaga, maka BI akan sulit menurunkan suku bunga acuannya (BI Rate). Hal ini juga akan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah.

untuk mengendalikan inflasi ini, pemerintah harus bisa meyakinkan bahwa cadangan pangan cukup untuk kebutuhan lebaran. Jika dibutuhkan, bisa saja pemerintah melakukan impor untuk memastikan ketersediannya. Selain itu, distrubusi barang juga harus dibenahi, untuk mengurangi volatilitas harga di tiap daerah.

?Sektor pangan dijamin dulu stok nya ada dan harus bisa dirasakan. Misal beras katanya banyak, tapi kenyataan di beberapa daerah kekurangan,? ujar dia.

Reporter: Desy Setyowati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...