BI Beri Sinyal Pertahankan Suku Bunga

Aria W. Yudhistira
17 Juni 2015, 16:22
Katadata
KATADATA
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.

KATADATA ? Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) dalam rapat dewan gubernur yang akan berlangsung besok. Situasi perekonomian global dan indikator ekonomi domestik yang belum stabil membuat bank sentral berhati-hati mengeluarkan kebijakannya. 

Dari sisi global, kata Gubernur BI Agus Martowardojo, bank sentral Amerika Serikat (AS), the Fed, belum menaikkan suku bunga. Hal ini menimbulkan ketidakpastian terhadap kondisi perekonomian global. Akibatnya, mata uang sejumlah negara mengalami gejolak terhadap dolar AS, termasuk rupiah.

BI pun memantau perkembangan yang terjadi di Yunani. Jika negara itu gagal bayar utang luar negerinya bisa berdampak terhadap pasar obligasi. Dilihat dari data Bloomberg, rata-rata imbal hasil (yield) surat utang pemerintah berjangka satu tahun yang sudah naik sekitar 13 persen sejak pertengahan April lalu dari 6,6 persen menjadi 7,4 persen.

?Di tengah situasi dunia dinamis saat ini dan ketakutan investor kalau di Yunani ada masalah dan nanti ada risiko, maka lebih baik keluar dulu. Maka ini harus direspons dengan kebijakan (yang tepat),? kata Agus usai pelantikan Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto di Jakarta, Rabu (17/6).

Perkembangan ekonomi dunia tersebut turut mempengaruhi Indonesia lantaran defisit neraca transaksi berjalan yang belum berada dalam posisi yang cukup aman. Ini mengingat selama ini defisit dibiayai oleh aliran dana dari luar negeri.

Sementara kinerja neraca perdagangan pun melempem. Meskipun surplus, neraca perdagangan tidak didorong oleh kinerja ekspor, melainkan karena impor yang turun lebih tajam. ?Jadi walau surplus tapi ada unsur yang perlu diwaspadai,? tutur dia.

Demikian pula dengan inflasi yang meningkat pada kuartal II ini. Kemudian siklus tahunan setiap Juni yakni meningkatnya kebutuhan valuta asing (valas) untuk pembayaran utang luar negeri dan dividen. Ini akan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah.

?Maka kami mesti waspada dan hati-hati. (Pemerintah juga) fokus pada reformasi struktural dan kesehatan fiskal yakni disbursement (penyerapan) anggaran harus dipercepat,? tutur dia.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...