Pemerintah Yakin Belanja Modal Terserap 85 Persen di Semester II

Yura Syahrul
4 Agustus 2015, 16:04
Infrastruktur
Donang Wahyu|KATADATA

KATADATA ? Pemerintah optimistis penyerapan anggaran pada paruh kedua tahun ini bakal lebih cepat dibandingkan semester I lalu. Dengan begitu, target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,2 persen dapat tercapai.   

Menteri Keuangan Bambang S. Brodjonegoro memastikan, penyerapan belanja modal pemerintah pada semester II ini akan jauh lebih besar dibandingkan semester I yang hanya 15 persen. ?(Penyerapan) belanja modal akan meningkat menjadi 85 persen pada Semester II,? katanya seusai menghadiri rapat koordinasi dengan Bank Indonesia, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas), dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung BI, Jakarta, Selasa (4/8).

Kalau melihat alokasi belanja modal yang tercantum dalam APBN Perubahan 2015 sebesar Rp 276 triliun, pemerintah berarti harus membelanjakan duit Rp 234,6 triliun untuk investasi dan modal proyek-proyek pembangunan selama periode Juli-Desember 2015. Bambang menganggap penyerapan belanja modal yang lebih cepat dapat memacu pertumbuhan ekonomi. ?Sekarang, pertumbuhan ekonomi itu datang bukan dari konsumsi masyarakat lagi karena era komoditas (telah) berakhir,? katanya.

Namun, pandangan optimistis pemerintah ini menuai kritik dari para pengamat ekonomi. Dari empat komponen produk domestik bruto (PDB) berdasarkan pengeluaran: konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, belanja modal alias investasi, dan ekspor-impor, Ekonom Faisal Basri menilai, kontribusi belanja pemerintah dan investasi selama ini tidaklah dominan. Mengacu kepada PDB tahun 2014, kontribusi konsumsi rumah tangga mencapai 57,25 persen sedangkan sumbangan pengeluaran pemerintah hanya 9,54 persen.

Adapun upaya pemerintah menggenjot proyek infrastuktur untuk mendukung perekonomian sulit membuahkan hasil karena porsi belanja modal pemerintah dalam APBN 2014 cuma 3,9 persen. "Kalaupun belanja modal pemerintah dinaikkan dua kali lipat tahun ini menjadi Rp 276 triliun, porsinya tetap kecil, yakni sekitar 5 persen-6 persen," kata Faisal.     

Di sisi lain, pemerintah dan BI menegaskan, fundamental ekonomi Indonesia saat ini baik meskipun terjadi perlambatan ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah. Indikatornya adalah tren penurunan inflasi dan menciutnya defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) yang diperkirakan di bawah 3 persen. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, inflasi inti per Juli 2015 secara tahunan sebesar 4,86 persen menunjukan perekonomian yang membaik.

Sedangkan perlambatan ekonomi dan pelemahan rupiah saat ini juga dialami oleh banyak negara. Penyebab utamanya adalah faktor eksternal, terutama ketidakpastian kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed Rate). Makanya, pemerintah perlu menjaga stabilitas ekonomi agar krisis tahun 1997-1998 tidak terulang lagi.

Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...