Terendah Sejak 2010, Ekonomi Kuartal II Tumbuh 4,67 Persen

Aria W. Yudhistira
5 Agustus 2015, 12:42
Katadata
KATADATA
Seorang penjaga toko pakaian sedang menunggu calon pembeli di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II-2015 sebesar 4,67 persen, lebih rendah dari kuartal sebelumnya.

KATADATA ? Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2015 mencatatkan kinerja yang terendah sejak 2010. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada periode April-Juni 2015 sebesar 4,67 persen secara tahunan (year on year/ yoy), lebih rendah daripada kuartal sebelumnya sebesar 4,71 persen.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II disebabkan menurunnya tingkat konsumsi masyarakat. Pada kuartal II, konsumsi rumah tangga yang berkontribusi sebesar 54,7 persen terhadap PDB hanya tumbuh 4,97 persen, lebih rendah dibandingkan kuartal I yang tumbuh 5,01 persen.

Sementara investasi yang menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar kedua, dengan kontribusi 32,3 persen hanya tumbuh 3,55 persen. Padahal pada kuartal I, investasi masih bisa tumbuh 4,29 persen. begitu pula dengan kinerja ekspor dan impor yang masing-masing turun 0,13 persen dan 6,85 persen.

Meski begitu, Suryamin menegaskan, situasi perekonomian Indonesia saat ini masih jauh dari kondisi krisis.  ?Resesi itu kalau minimal dua kuartal berturut turut pertumbuhannya negatif. Kalau 1998 minus 13,9 persen, itu resesi,? kata dia di kantornya, Rabu (5/8).

?Kalau masih 4,67 persen, Jepang saja 1 koma sekian persen. Jadi kita di atas 4 persen, dibandingkan negara lain.?

Perekonomian Indonesia, dia melanjutkan, terpengaruh perkembangan yang terjadi di dunia. Beberapa negara menunjukkan perlambatan ekonomi yang mengakibatkan harga komoditas, baik minyak dan gas bumi (migas) maupun non-migas turun.

Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang Indonesia pun menunjukkan perlambatan. Amerika Serikat (AS), misalnya, yang perekonomiannya turun menjadi 2,3 persen dari kuartal sebelumnya 2,9 persen. Singapura dari 2,1 persen menjadi 1,7 persen. ?Cina stagnan, sedangkan Inggris dan Korea Selatan juga tidak lebih dari 3 persen. Artinya ada imbas ke negara kita,? kata dia. 

Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...