Industri Ritel Terimbas Perlambatan Ekonomi

Aria W. Yudhistira
11 September 2015, 12:38
Katadata
KATADATA

KATADATA ? Perlambatan ekonomi yang terjadi di tanah air telah berdampak ke sektor perdagangan ritel. Ini terlihat dari omzet perusahaan ritel selama semester I-2015 yang cuma tumbuh 12,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/ YoY). Padahal, pertumbuhan rata-rata dalam beberapa tahun terakhir mencapai 25 persen-28 persen.

Hasil analisis yang dilakukan Bank Mandiri situasi ini seiring dengan turunnya daya beli masyarakat. Ini ditunjukkan oleh turunnya indeks kepercayaan konsumen (IKK). Dari survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI), IKK sudah mengalami tren menurun sejak Maret 2015, terutama masyarakat dengan kelompok pengeluaran di atas Rp 1 juta per bulan.

Selain daya beli, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turut mempengaruhi kinerja sektor perdagangan ritel. Dampaknya memang berbeda-beda di masing-masing riteler. Yang terkena dampak paling besar adalah perusahaan yang menjual produk impor atau berbahan baku impor.

?Kenaikan upah minimum dan biaya operasional, serta persaingan yang semakin ketat menjadi tekanan yang juga memberatkan para riteler,? sebut laporan yang dikeluarkan Kantor Kepala Ekonom Bank Mandiri, Kamis (10/9).

Kondisi ini yang membuat Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menurunkan target omzet ritel modern pada tahun ini menjadi Rp 175 triliun dari target sebelumnya Rp 185 triliun. Penurunan ini membuat target omzet hanya tumbuh 8 persen, lebih rendah dari realisasi pada tahun lalu sebesar 9,5 persen.

Koreksi target ini dilakukan lantaran realisasi hingga semester I-2015 baru sekitar Rp 74 triliun atau 85 persen dari target pada semester itu. Realisasi omzet tersebut tumbuh sebesar 12,7 persen YoY, melambat dibandingkan pertumbuhan rata-rata beberapa tahun terakhir yang mencapai 25 persen-28 persen YoY.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...