Kilang TPPI Berproduksi Kembali Bulan Depan
KATADATA ? PT Pertamina (Persero) menyatakan kilang milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) akan kembali beroperasi bulan depan. Kilang ini sudah berhenti beroperasi sejak 20 Mei 2014, karena Pertamina tidak memperpanjang kerjasama pengolahannya.
Saat ini Pertamina sebagai pemegang saham TPPI sedang melakukan tahapan persiapan pengoperasian kembali kilang tersebut. Targetnya, akhir bulan ini kilang TPPI akan mulai dihidupkan kembali, sehingga bulan depan bisa mulai berproduksi.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan pengoperasian kilang ini akan dimulai dengan kapasitas produksi awal pada level 20.000 barel per hari. Kapasitas produksi nantinya akan ditingkatkan menjadi sekitar 50.000 - 55.000 barel per hari.
Kilang TPPI memiliki kapasitas 100.000 barel per hari untuk memproduksi bahan bakar minyak (BBM) dan aromatik. Produk BBM yang dihasilkan adalah light naphtha, kerosenes, gas oil, fuel oil, mogas, dan liquefied petroleum gas (LPG). Sementara untuk produk aromatik diantaranya paraxylene, orthoxylene, benzene, toluene, dan mixedxylene.
Sesuai keinginan pemerintah, nantinya kilang TPPI akan diarahkan menjadi gasoline mode untuk memproduksi BBM. BBM yang dihasilkan secara khusus untuk jenis produk yang impornya masih tinggi. "Dengan demikian, produksi BBM, utamanya gasoline dari kilang TPPI akan mendukung pasokan BBM nasional dan mengurangi impor secara signifikan," kata dia berdasarkan keterangan persnya, Minggu (13/9).
(Baca: Pertamina Siap Ambil Alih TPPI)
Menurut Wianda, pengoperasian kilang TPPI harus mendapat dukungan pemerintah. Kilang ini membutuhkan pasokan bahan baku yang tidak bisa hanya mengandalkan Pertamina. Pemerintah perlu mengalokasikan kondensat bagian negara untuk bahan baku kilang ini. Apalagi kondensat yang dibutuhkan kilang ini sesuai dengan kondensat lokal.
"Tentu saja dukungan pemerintah tersebut sangat diperlukan agar TPPI dapat beroperasi normal kembali," ujar dia.
Pengoperasian kembali kilang merupakan kelanjutan dari kunjungan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno ke kilang TPPI pada Jumat pekan lalu (11/9). Dalam kunjungan tersebut Rini didampingi oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi.
Pemerintah juga meminta Pertamina mengambil alih pengelolaan TPPI. Ini merupakan hasil keputusan rapat koordinasi yang dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bulan lalu. Menurut JK, Pertamina memiliki kemampuan mengoperasikan kilang ini tanpa menggandeng pihak swasta lain.
(Baca: Kementerian Keuangan Restui Pertamina Akuisisi TPPI)
Saat ini Pertamina merupakan pemegang saham terbesar TPPI, yakni 26,6 persen. Sisanya, Kementerian Keuangan sebesar 25 persen, Agro Capital BV dan Agro Global Holdings BV sebanyak 22 persen, dan 2 persen dimiliki Sojitz dan Itochu. TPPI juga memiliki utang kepada Pertamina sebesar US$ 371 juta.