Empat Perusahaan Berminat Manfaatkan Pusat Logistik Berikat

Yura Syahrul
18 September 2015, 14:57
Katadata
KATADATA

KATADATA ? Empat perusahaan dari beragam sektor usaha telah menyatakan keinginannya untuk memanfaatkan Pusat Logistik Berikat (PLB). Keinginan tersebut  sejalan dengan rencana pemerintah memperluas fungsi gudang berikat sebagai pusat distribusi bahan baku impor dan pusat konsolidasi barang-barang ekspor.

Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi menjelaskan, sejumlah manfaat pengembangan PLB. Pertama, mendekatkan jarak antara pelaku usaha dengan bahan baku di dalam negeri. Kedua, mendorong investor asing dan domestik. Ketiga, menurunkan waktu tunggu bongkar muat dan mengurangi biaya logistik di pelabuhan. Keempat, meningkatkan potensi penerimaan negara dari sektor perpajakan.

Menurut Heru, para pelaku usaha domestik cukup membeli barang-barang modal dan produksinya dari PLB. ?Terutama yang bisa dilakukan inventori minyak dan gas, pipa-pipa, industri kapas,bahan baku untuk industri ponsel, dan industri susu,? katanya di Jakarta, Kamis (17/9).

Saat ini, ada empat perusahaan yang berminat mengembangkan PLB. Pertama, perusahaan minyak atau BBM yang akan menimbun barangnya di Merak, Banten. Kedua, perusahaan pemasok pipa dan rig di Kalimantan Timur. Ketiga, pergudangan kapas di Jababeka. Keempat, produsen susu yang menjual produknya di pasar domestik dan kawasan Asia Tenggara, ingin menimbun barangnya di Jababeka.

Demi mengembangkan Pusat Logistik Berikat, pemerintah akan merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2009 tentang tempat penimbunan berikat. Insentif yang diberikan adalah bebas bea masuk dan pajak terhadap impor barang-barang bahan baku, barang modal, dan barang penolong yang akan ditimbun di Indonesia. Regulasi peraturan ini merupakan bagian dari paket kebijakan ekonomi pemerintah untuk membangkitkan industri di dalam negeri.

Sementara itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pengembangan PLB penting agar tidak ada lagi ketergantungan dengan pusat logistik di luar negeri. "Jadi tidak ada lagi namanya oil storage itu di Singapura. Harus dekat dengan pasarnya. Indonesia adalah pemakai BBM (bahan bakar minyak) terbesar di Asia Tenggara, jadi kita akan tarik oil storage dan penyimpanan lainnya di negara-negara lain untuk ditaruh di Indonesia," katanya.

Di tempat terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, Indonesia memiliki hasil bumi yang sangat besar namun penghasilannya tidak besar. Sebab, hasil bumi itu langsung diekspor ke luar negeri, seperti ke Singapura untuk kemudian diolah menjadi barang jadi. Lalu, negara jiran itu mengekspor lagi hasil produksi tersebut. ?Kita kesal saja, kenapa tidak pernah membuat fasilitas itu (pusat logistik),? tandasnya.

Reporter:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...