Boediono "Peringatkan" Pemerintah Bahaya Krisis Finansial

Muchamad Nafi
22 September 2015, 16:52
20140526-2-boediono.jpg
Arief Kamaludin | Katadata

KATADATA ? Mantan Wakil Presiden Boediono menyatakan pemerintah perlu bertindak hati-hati dalam menghadapi situasi krisis. Bila penanganannya tidak tepat, bisa berakibat buruk terhadap ekonomi.

"Saya ingin mengingatkan, krisis finansial dimulai dengan berkurangnya likuiditas valuta asing (valas). Tidak hanya itu, kemudian berimbas pada berhentinya aktivitas ekonomi," kata Boediono di seminar bertajuk 'Managing Financial Turbulence' di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (22/9).

Advertisement

Dalam situasi seperti ini, Boediono menegaskan bahwa kepastian kebijakan menjadi penting bagi masyarakat. Untuk itu, pemerintah harus benar-benar memperhatikan bagaimana informasi kebijakan tersebut diterima publik. "Kapasitas pengambil kebijakan dan komunikasi ke masyarakat menjadi penting untuk bisa membuat dana kembali," ujarnya.

Kepastian kebijakan terhadap pasar, dia menjelaskan, merupakan langkah awal untuk menghadapi krisis. Kebijakan yang tidak konsisten akan membuat pasar menjadi khawatir dan risiko dana asing yang keluar (capital outflow) menjadi besar. (Baca juga: Ekonomi Sedang tidak Normal, tapi Bukan Krisis). 

Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada ini memberi contoh krisis moneter yang menerpa Indonesia dan sebagian besar negara Asia lainnya pada 18 tahun silam. Krisis 1997 diawali dengan rumor yang berkembang hingga dua pekan kemudian menimbulkan ketidakpastian. Ketika ketidaktahuan dan ketidakpastian terjadi, ada biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah. (Baca pula: Menkeu: Kondisi Masih Terkendali, Jauh dari Krisis).

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement