Turunkan Suku Bunga, Bank Butuh Insentif dari Pemerintah
KATADATA - Keinginan pemerintah menurunkan suku bunga perbankan pelat merah bisa berdampak terhadap kinerja laba perseroan. Ini dapat diatasi jika pemerintah memberikan tambahan modal ke perbankan badan usaha milik negara (BUMN).
Analis Financial Institution Ratings ICRA Indonesia Kreshna D. Armand mengatakan, peluang untuk menurunkan suku bunga masih terbuka, karena dana pihak ketiga (DPK) yang masih tumbuh lebih besar daripada penyaluran kredit. Bank dapat menurunkan beban dana (cost of fund) untuk menurunkan suku bunga.
Akan tetapi, penurunan suku bunga bisa berdampak terhadap pertumbuhan laba bank. Kecuali, kata Kreshna, pemerintah memberikan tambahan modal. Persoalannya, saat ini perbankan pun tengah dihadapi oleh kenaikan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). Alhasil, bank mesti meningkatkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang berasal dari laba untuk mengantisipasi peningkatan NPL.
“(Penurunan bunga) mungkin saja kalau insentifnya tepat. Sebab pada saat ini, rata-rata NPL bank sedang naik, sehingga mereka mengerem laju pertumbuhan kredit. Akibatnya laju pertumbuhan simpanan relatif lebih tinggi, dan cost of fund menjadi naik,” kata dia kepada Katadata, Senin (5/10).
“Tanpa insentif yang tepat, akan sulit bagi bank untuk menurunkan suku bunga.” (Baca: Pemerintah Bantah Intervensi BI Terkait Rencana Turunkan Bunga Bank)
Meski menyasar bank BUMN, tapi kebijakan suku bunga ini bisa berpengaruh ke bank kecil. Bank bank kecil yang belum memiliki pendapatan non-bunga (fee based income). “Bank kecil kan fee base-nya enggak tinggi, malah hampir enggak ada. Kalau bank besar ada jadi ada bantalan.”
Rencana pemerintah menurunkan bunga kredit bank disampaikan Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet terbatas 1 Oktober lalu. Dirinya menginginkan paket kebijakan tahap III akan lebih menyentuh persoalan jangka pendek. Selain penurunan suku bunga, pemerintah juga tengah menghitung peluang menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Bunga bank bisa turun dengan mengefisiensikan biaya-biaya yang ada di dalam bank, tolong dihitung,” kata Presiden. (Baca: Diperintah Jokowi, Kementerian ESDM dan Pertamina Kaji Penurunan Harga BBM)
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Asmawi Syam enggan menanggapi permintaan Presiden Joko Widodo untuk menurunkan suku bunga bank. Menurut dia, sampai saat ini belum ada pembicaraan mengenai hal itu dengan pemerintah.
“(Rapat Koordinasi) ini enggak ada pembicaraan tentang penurunan suku bunga. Ini kami bicara tentang akselerasi kredit usaha rakyat saja,” kata dia di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (5/10).