Saat Ekonomi Dunia Lesu, Ekspor Hasil Laut Bisa Diandalkan

Yura Syahrul
22 Desember 2015, 16:13
Katadata
KATADATA
Katadata

KATADATA - Di tengah tren perlambatan ekonomi dunia, sektor perikanan dan hasil laut masih bisa diandalkan untuk menopang ekspor Indonesia. Bahkan, tahun depan, diperkirakan ekspor dari sektor tersebut bakal lebih tinggi dari tahun ini.

Wakil Ketua Umum Kelautan dan Perikanan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Yugi Prayanto menilai perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan bisa meningkatkan permintaan produk-produk perikanan dan hasil laut pada tahun depan. Antara lain produk udang, rumput laut, dan kerapu. “Kalau udang, saya rasa tidak tergantung perekonomian AS. Demand-nya tinggi,” katanya usai Focus Group Discussion bertajuk “Stabilitas Keamanan di Laut untuk Kenyamanan Berusaha dan Harapan Terhadap Pelaku Usaha” di Jakarta, Selasa (22/12).

Apalagi, saat ini pasokan produk perikanan dan hasil laut masih minim. Pasalnya, pasokan dari India, Vietnam, dan Thailand masih sedikit. “Makanya importir bertumpu pada persediaan dari Indonesia,” imbuh Yugi. Di sisi lain, program pemerintah berupa hibah 3.500 kapal kepada nelayan tahun depan bakal mampu membangkit industri perikanan di dalam negeri. Lantaran permintaan di luar negeri cukup tinggi, dia pun optimistis ekspor tahun depan bakal meningkat.

Sementara itu, Senior Ekonom Bank Mandiri Andri Asmoro mengatakan, perbaikan ekonomi AS dan India bisa membantu menahan penurunan ekspor Indonesia akibat dampak perlambatan ekonomi Cina. Kontribusi ekspor ke AS dan India mencapai 16,4 persen, yang menyamai ekspor ke Cina. Salah satu produk utama yang diekspor ke AS adalah perikanan. “Jadi peluang meningkatkan ekspor ke AS dan India masih ada,” katanya.

Sayangnya, menurut Andri, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan ditopang oleh konsumsi rumahtangga. Sementara dari ekspor, ia menghitung, kontribusinya hanya 10 persen terhadap perekonomian. “Jadi ekonomi tumbuh, tapi tidak sedrastis kalau pemerintah bisa mendorong private consumption,” kata dia.

Ekonom Departemen Penelitian Industri dan Regional Bank Mandiri Dendi Ramdani menambahkan, peningkatan ekspor nasional tahun depan dimungkinkan karena adanya potensi kenaikan harga komoditas. Harga minyak misalnya, diprediksi naik ke posisi US$ 50 per barel. Begitu juga dengan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) diperkirakan mencapai US$ 600 per ton. Adapun harga batubara diproyeksi naik menjadi US$ 60 per ton.

“Kapasitas industri itu (produk yang diminati AS dan India) masih tinggi spread-nya. Masih ada peluang untuk meningkatkan produksinya. Kalau permintaan naik, ekspor juga bisa terdorong,” ujar Dendi.

Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...