Calon Investor Kilang Tuban Mengerucut Jadi Sembilan
KATADATA - Pemerintah sudah menetapkan akan membangun dua kilang minyak baru tahun depan. Lokasinya pun sudah ditentukan, yakni di Bontang, Kalimantan Timur dan Tuban, Jawa Timur. Beberapa investor sudah menyatakan minatnya untuk membangun kilang tersebut.
"Kita butuh minimum 1,2 juta barel per hari untuk kapasitas kilang baru dalam 10 tahun depan. Jadi kalau bisa terbangun dulu pertama yang di Tuban," kata Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja dalam konferensi pers di gedung Migas Jakarta, Selasa (22/12).
Pembangunan kilang di Tuban ini ternyata cukup menarik bagi investor. Sudah ada 36 investor yang sedang mengikuti proses seleksi sebagai calon mitra strategis PT Pertamina (Persero) yang akan membangun kilang tersebut. Wiratmaja mengaku saat ini jumlah investor yang lolos proses seleksi tersebut sudah mengerucut menjadi sembilan. “Sekarang sedang intensif didiskusi dengan Pertamina,” ujarnya.
Direktur Pengolahan PT Pertamina Rahmat Hardadi juga membenarkan investor yang lolos tahap seleksi saat ini sudah mengerucut menjadi sembilan investor. Mereka adalah Saudi Aramco asal Arab Saudi, Rosneft (Rusia), JX Nippon (Jepang), Idemitsu (Jepang), PTT GC (Thailand), Thai Oil (Thailand), Indian Oil (India), KPC (Kuwait) dan Sinopec (China).
Dia mengatakan jumlah investor yang lolos kualifikasi awal ini masih akan berubah, karena prosesnya masih berjalan. “Kami masih tunggu sampai 7 Januari 2016,” ujar Rahmat kepada Katadata, Rabu (23/12). (Baca: Pertamina Berharap Bisa Gaet Mitra Strategis Kilang Awal 2016)
Proses seleksi masih berlangsung hingga tiga bulan ke depan. Penentuan pemenang akan dilakukan pada Maret 2016. Setelah itu proses pembangunan Kilang Tuban bisa segera dimulai. Targetnya pembangunan kilang bisa selesai dalam lima tahun dan mulai beroperasi pada 2021.
Kilang Tuban ini nantinya bisa memproduksi hingga 300 ribu barel per hari. Kebutuhan pendanaannya mencapai US$ 12 miliar atau sekitar Rp 165 triliun. Sekitar 30 - 40 persen pembiaannya berasal dari kas internal Pertamina, sisanya dari pinjaman.
Lokasi kilang yang akan dibangun di Tuban berdekatan dengan kilang milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Sehingga, kawasan tersebut akan menjadi kompleks kilang yang terintegrasi. (Baca: Lahan di Bontang Paling Siap dari Empat Proyek Kilang Tahun Depan)
Rahmat mengatakan saat ini permasalahan lahan Kilang Tuban sudah selesai. Pertamina telah mendapat kesepakatan pembebasan lahan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). "Sudah, itu dalam klausul kerjasama pemanfaatan (dengan KLHK), tentu kementerian KLHK juga akan mendapat manfaat dari kerjasama ini," ujarnya.
Wiratmaja berharap pembangunan kilang bisa segera terlaksana. Apalagi pemerintah telah menyiapkan insentif dan kemudahan bagi investor. Beberapa insentif tersebut adalah tax holiday, tax allowance, pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) barang strategis, serta pembebasan bea masuk untuk peralatan-peralatan tertentu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menandatangani Peraturan Presiden mengenai percepatan pembangunan kilang, tadi malam.