Efisiensi, Pertamina Kurangi Aktivitas Jalan-Jalan ke Luar Kota
KATADATA - Anjloknya harga minyak dunia membuat beberapa kontraktor minyak dan gas bumi (migas) melakukan efisiensi. Salah satunya yang dilakukan anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE) adalah mengurangi kegiatan jalan-jalan di luar kota.
Presiden Direktur PHE Gunung Sardjono Hadi mengatakan induk usaha PT Pertamina (Persero) sudah meminta ke semua unit usahanya untuk mengurangi biaya hingga 30 persen. Namun, PHE menyatakan akan berupaya mengefisiensikan biaya hingga 50 persen. (Baca: Upaya Efisiensi, Pertamina Berhasil Menghemat Rp 17,8 triliun)
Efisiensi akan dilakukan pada pekerjaan yang tidak langsung berdampak pada produksi dan keamanan lingkungan. Salah satunya dengan mengurangi biaya sewa gedung. Aktivitas kerja kantor pun akan dikurangi. Selama ini aktivitas kerja kantor berlangsung sejak pukul enam pagi hingga enam sore. Saat ini aktivitasnya dikurangi dua jam, menjadi dari pukul tujuh pagi hingga pukul lima sore.
Pertamina Hulu Energi juga akan mengurangi beberapa kegiatan seperti perjalanan ke luar kota, dan acara temu keluarga karyawan(family gathering). Perusahaan juga akan mengurangi rapat-rapat di luar kantor. “Jika bisa, dilakukan di kantor atau melalui teleconference,” kata dia di Gedung Pertamina, Jakarta, Kamis (13/1).
Meski memperketat pengeluaran biaya operasional, PHE menyatakan belum berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya. PHK karyawan sebagai pilihan terakhir jika semua upaya efisiensi telah dilakukan, tapi belum bisa menutupi biaya akibat penurunan harga minyak. (Baca: Chevron PHK Ribuan Karyawan di Indonesia)
Harga minyak yang sudah di kisaran US$ 30 per barel dianggap masih ekonomis dan bisa menutup biaya produksi. Dia mengaku biaya produksi Pertamina hanya US$ 20 per barel. Meski demikian, PHE menargetkan produksi tahun ini lebih rendah dari tahun lalu. Target produksi minyak turun 3,6 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 63.900 barel per hari. Sedangkan produksi gas ditargetkan lebih rendah 3,8 persen dibandingkan tahun lalu.
Dengan harga minyak yang sedang rendah saat ini, PHE juga akan menunda beberapa proyek eksplorasi yang sedang berjalan. Rencana investasi tahun ini pun dikurangi. Gunung mengatakan PHE telah menetapkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini sebesar US$ 686 juta. Anggaran ini 18 persen lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai US$ 840 juta. Namun, karena harga minyak yang rendah, realisasi sepanjang 2015 masih rendah yakni US$ 531 juta.
Meski anggarannya berkurang, kegiatan eksplorasi tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Tahun ini, Pertamina Hulu Energi akan melakukan kegiatan seismik 2D sepanjang 3.245 kilometer (km), seismik 3D 513 kilometer persegi, dan pengeboran tujuh sumur eksporasi. Sementara 2015, kegiatan seismik 2D hanya 200 km dan 3D hanya 35 km persegi.
Pengurangan justru pada kegiatan pengeboran sumur pengembangan. Tahun ini PHE hanya akan melakukan pengeboran pada 38 sumur pengembangan. Padahal, tahun lalu ada 61 sumur pengembangan yang dibor. Sementara kegiatan kerja ulang sumur meningkat dari 41 sumur menjadi 53 sumur. (Baca: Banyak Perusahaan Tutup Jika Harga Minyak di Bawah US$ 30)