Harga Minyak Anjlok, Pemerintah Akan Revisi Asumsi APBN

Arnold Sirait
22 Januari 2016, 20:38
Kementerian ESDM
Arief Kamaludin|KATADATA
Kementerian ESDM

KATADATA - Pemerintah akan merevisi beberapa asumsi terkait minyak dan gas bumi (migas) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Hal ini menyusul anjloknya harga minyak dunia yang menyentuh level US$ 30-an per barel. Beberapa asumsi yang akan diubah yakni harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan lifting minyak dan gas (migas).

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Teguh Pamudji mengatakan pemerintah akan membahas mengenai perubahan asumsi APBN 2016 dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Senin, 25 Januari 2016. “Kami hari Senin mau rapat di DPR. Untuk angkanya tunggu saja hari Senin,” kata dia kepada Katadata, Jumat (22/1). (Baca : Terendah Sejak 2009, Harga Minyak Tahun Depan Bisa US$ 20)

Advertisement

Menurut dia asumsi yang ada di APBN 2016 harus disesuaikan dengan kondisi global seperti harga minyak dunia. Dalam APBN 2016, ICP ditetapkan sebesar US$ 50 per barel. Padahal harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) di pasar spot hari ini sudah mencapai US$ 30,91 per barel dan jenis Brent sebesar US$ 30,87 per barel.

Senada dengan Teguh, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja juga menganggap asumsi ICP harus diubah. Begitu juga dengan target lifting, karena bisa terpengaruh harga minyak yang sedang rendah. Dia mengaku saat ini pihaknya masih menghitung berapa angka perkiraan yang realistis dari ICP dan lifting. (Baca : Anjloknya Harga Minyak Mengancam Target Lifting)

Bukan hanya pemerintah, Anggota Komisi Energi (VII) DPR Inas Nasrullah Zubir juga menganggap angka-angka asumsi APBN 2016 sudah tidak relevan. Perlu ada penyesuaian dengan melihat kondisi global saat ini. Untuk ICP, dia mengatakan seharusnya bisa diturunkan menjadi US$ 27 per barel. 

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement