Cuma Punya Izin Dagang, BKPM Tak Khawatir Ford Hengkang

Yura Syahrul
26 Januari 2016, 15:12
BKPM
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA - Keputusan salah satu produsen otomotif global Ford Motor Company menghentikan operasinya di Indonesia, dinilai tidak bakal mempengaruhi investasi industri otomotif di tanah air. Hal itu setidaknya penilaian Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan mengacu masih tingginya animo investasi otomotif di dalam negeri, salah satunya dari perusahaan otomotif asal Cina.

Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan, daya tarik investasi sektor otomotif di Indonesia masih cukup tinggi. “Keputusan Ford Motor Indonesia untuk menghentikan kegiatannya di Indonesia, bukan sinyal menurunnya daya tarik investasi sektor otomotif,” ujarnya dalam siaran pers BKPM, Selasa (26/1).

Pasalnya, mengacu data yang dimiliki oleh BKPM, perizinan Ford Motor Indonesia di bidang usaha perdagangan besar, perdagangan impor dan pelayanan purnajual. Selain itu, perizinan di bidang usaha pemeliharaan dan reparasi mobil. Jadi, Ford memang tidak mengantongi perizinan di bidang usaha industri otomotif. “Hingga kini, perusahaan juga belum mengajukan pencabutan atas izin usaha yang dimiliki  ke BKPM,” kata Franky.

Pada Senin kemarin (25/1), PT Ford Motor Indonesia mengumumkan akan menutup seluruh operasinya di Indonesia. Yaitu meliputi jaringan dealer (dealership), penjualan serta impor resmi semua kendaraan Ford. Rencananya, penutupan semua usaha itu berlaku efektif paruh kedua 2016 atau per awal Juli mendatang.

(Baca: Ford Indonesia Tutup Setelah 16 Tahun Beroperasi)

Sekadar informasi, Ford telah hadir di Indonesia sejak 1989, yang diwakilkan oleh Indonesia Republic Motor Company (IRMC). Adapun Ford Motor Indonesia resmi berdiri Juli 2000 sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Ford di Indonesia.

Keputusan menutup usaha itu diduga terkait dengan penjualan Ford yang tak terlalu bagus belakangan ini. Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil Ford periode Januari-Juli 2015 sebanyak 2.759 unit atau anjlok 52,8 persen dibandingkan periode sama 2014. Sementara di akhir 2014, penjualannya 12.008 unit. Kalau mengacu total penjualan mobil di dalam negeri sebesar 733.444 unit per akhir Juli 2015, berarti pangsa pasar Ford cuma 0,38 persen.

Keputusan Ford itu mengikuti jejak sejawatnya asal Amerika Serikat (AS), General Motors. Raksasa otomotif ini telah menutup pabriknya di Indonesia pada pertengahan tahun lalu. Meski begitu, Franky optimistis minat investasi industri otomotif ke Indonesia tetap tinggi. “Ke depan, kami tetap optimistis bahwa perkembangan investasi di bidang otomotif akan terus meningkat,” lanjutnya.

Ia pun merujuk pada data BKPM tahun 2015, yang menunjukkan realisasi investasi sektor industri alat angkutan dan transportasi, termasuk otomotif, mencapai Rp 23,57 triliun. Nilainya naik 6,5 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 22,13 triliun.  Sedangkan untuk investasi asing, khusus sektor otomotif baik industri maupun jasa (perdagangan dan reparasi), tercatat mencapai Rp 21,6 triliun atau meningkat 13 persen dari 2014.

(Baca: Realisasi Investasi Cina Rendah, BKPM Kawal Pabrik Mobil Wuling)

Beberapa waktu lalu, Kepala BKPM juga meninjau proses konstruksi investasi otomotif asal Cina, Wuling.Rencana investasi senilai total US$ 397,4 juta tersebut, saat ini sudah terealisasi US$ 43,5 juta. Harapannya, pabrik otomotif itu bisa mulai berproduksi 2017 mendatang.

Dalam kunjungan tersebut, Franky juga menyatakan kesiapan BKPM untuk mengawal masuknya 15 perusahaan komponen yang akan memasok Wuling. Perusahaan tersebut akan diarahkan memanfaatkan layanan izin 3 jam. Investasi Wuling di Indonesia direncanakan untuk membangun pabrik otomotif untuk kendaraan berjenis MPV dengan kapasitas mencapai 84 ribu dan 36 ribu unit, serta industri penunjang yakni suku cadangnya.

(Baca: Tiga Sektor Bisnis yang Diramal Paling Cemerlang Tahun Ini)

Franky juga menyebut berdasarkan data OICA (International Organization of Motor Vehicle Manufacturers), rasio kepemilikan mobil di Indonesia sekitar 77 unit per 1.000 penduduk. Rasionya masih sangat kecil dibandingkan negara jiran, seperti di Malaysia yang sekitar 397 unit per 1.000 penduduk. Artinya, potensi pasar mobil di Indonesia masih sangat besar.

Reporter: Redaksi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...