Kawasan Industri Teluk Bintuni Terganjal Pasokan Gas Tangguh

Safrezi Fitra
17 Februari 2016, 15:15
LNG-Tangguh-Katadata-SKK-Migas.jpg
KATADATA/

KATADATA - Pengembangan kawasan industri di Teluk Bintuni, Papua, sebenarnya bisa menjawab permasalahan proyek Kilang Tangguh. Namun, proyek kawasan industri terancam mangkrak karena belum mendapat kepastian pasokan gas untuk industri yang akan dibangun.

Direktur Industri Kimia Dasar Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu perhitungan harga gas yang dijual operator Kilang Tangguh, yakni BP Berau Ltd. Saat ini BP Berau sedang melakukan proses sertifikasi data cadangan gas yang ditargetkan April mendatang. Setelah itu BP Berau akan segera memberikan harga gas untuk industri.

Kepastian harga ini sangat penting, karena di kawasan industri Teluk Bintuni akan dibangun sentra industri petrokimia yang membutuhkan pasokan gas. Untuk industri pupuk, memang sudah ada alokasi dari Kilang Tangguh, tapi belum ada kesepakatan harganya.

"Untuk (industri) petrokimia alokasi dan harganya yang belum ada," kata Khayam saat ditemui di sela-sela rapat kerja Kemenperin di Bidakara, Jakarta, Selasa (12/2). (Baca: Tak Terserap, 18 Kargo Gas Akan Dijual di Pasar Spot)

Khayam juga mengatakan harga gas yang akan digunakan lebih baik ditetapkan dengan formulasi ketimbang penetapan harga secara tetap. Alasannya, investasi yang diperlukan untuk pengembangan industri sangat besar, di sisi lain harga komoditas gas bumi juga relatif bergerak. Agar harga gasnya bisa rendah, pemerintah bisa saja mengintervensi dengan menurunkan jatah penerimaan negara dari gas tersebut.

Dengan adanya kepastian harga, industri petrokimia yang akan masuk ke kawasan Teluk Bintuni, akan bisa mengkalkulasikan investasi dan bisnisnya. Setelah ada kesepakatan harga gas dari Kilang Tangguh, Kementerian Perindustrian akan meminta alokasi gas untuk industri petrokimia.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...