Awal Tahun, Lifting Minyak Hampir Capai Target 830 Ribu Barel

Arnold Sirait
19 Februari 2016, 19:08
skk migas.jpg
www.skkmigas.go.id

KATADATA -  Proses produksi minyak seakan tidak terganggu oleh rendahnya harga minyak dunia. Buktinya, sejak awal tahun hingga pekan ketiga Februari ini, jumlah produksi siap jual (lifting) minyak sudah hampir mencapai target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.

Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliawan mengatakan, lifting minyak hingga 18 Februari ini sudah mencapai 827 ribu barel per hari (bph) atau hampir mencapai target lifting dalam APBN 2016 sebesar 830 ribu bph. Jumlah tersebut juga hampir sama dengan target dalam rencana kerja anggaran dan pendapatan atau Work Plan and Budget (WP&B) semua kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) yang dilaporkan kepada SKK Migas. Yaitu sebesar 827.780 bph.

(Baca: Meleset Lagi, 11 Tahun Target Lifting Tidak Tercapai)

Target lifting dalam WP&B memang tidak sama dengan APBN 2016. Pasalnya, harga minyak dunia saat ini masih rendah sehingga banyak kontraktor migas yang mengurangi kegiatannya.

Menurut Muliawan, ada beberapa kontraktor migas yang produksinya telah melampaui target. Salah satunya adalah PT Chevron Pacific Indonesia di Rokan, Provinsi Riau. "Saya lupa angka persisnya," katanya kepada Katadata di Jakarta, Jumat (19/2). Yang jelas, produksi dari lapangan yang berada di Provinsi Riau itu dalam APBN 2016 ditargetkan sebesar 247.950 bph. Blok ini memang menjadi salah satu andalan pemerintah untuk mendukung target lifting tahun ini.

Selain Chevron, dia mengatakan, kinerja ExxonMobil Cepu Limited di Blok Cepu juga terus meningkat. Hingga 18 Februari lalu, lifting minyak di blok itu sebanyak 150 ribu bph. Adapun target lifting perusahaan migas asal Amerika Serikat ini dalam APBN 2016 sebesar 161.120 bph. Sementara target puncak produksi Blok Cepu sebesar 165 ribu bph.

Mengacu pencapaian tersebut, Muliawan menilai pemerintah tidak perlu memperpanjang dua fasilitas di Blok Cepu yakni fasilitas produksi awal (Early Production Facility/EPF) dan pengembangan awal (Early Oil Expansion/EOE). Kedua fasilitas tersebut bisa menambah produksi hingga 40 ribu bph. Meski perpanjangan dua fasilitas itu dapat menggenjot produksi, dia khawatir akan merusak cadangan yang ada di Blok Cepu.

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...