BI Berharap S&P Kerek Rating Indonesia ke Investment Grade
KATADATA - Bank Indonesia (BI) menilai, Indonesia sudah pantas mendapatkan peringkat layak investasi atau investment grade dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s (S&P). Penilaian tersebut berdasarkan kondisi fundamental makroekonomi dan kebijakan moneter serta fiskal.
Dari sisi fiskal misalnya, menurut Gubernur BI Agus Martowardojo, ada peningkatan signifikan terhadap belanja modal dan pengeluaran pemerintah sejak awal tahun ini. Sedangkan subsidi yang tidak produktif sudah dikurangi. Hal ini diharapkan bisa memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi ketimbang tahun lalu.
Apalagi, kalau geliat pertumbuhan ekonomi tersebut diikuti oleh perusahaan swasta dengan meningkatkan investasinya. Peluang tersebut semakin terbuka lebar dengan rencana pemerintah mendorong penurunan bunga kredit sebesar satu digit pada tahun ini. “Diharapkan kuartal II dan III nanti sudah akan terlihat (peningkatan investasi swasta,” kata Agus di Gedung BI, Jakarta, Jumat (4/3).
Di sisi lain, anggaran negara akan semakin kredibel kalau pemerintah melakukan revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Tujuannya agar sesuai dengan perkembangan ekonomi terkini dan menyeimbangkan antara belanja dan penerimaan negara.
Sementara itu, Agus menilai, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) juga menurun pada tahun lalu menjadi sekitar dua persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Pada 2016, kemungkinan defisit transaksi berjalan akan lebih besar karena kenaikan impor bahan baku. Namun, dia memperkirakan defisit transaksi berjalan masih di bawah 2,7 persen. Begitupun dari sisi inflasi, yang diprediksi bakal sesuai target tahun ini , yaitu empat persen plus minus satu persen.
(Baca: Sepekan, Dua Lembaga Tetapkan Rating Layak Investasi Indonesia)
Di sisi lain, Agus mengakui, pemerintah masih perlu memperbaiki kepastian dan penegakan hukum. Namun, semestinya itu tidak menghalangi prospek cerah ekonomi Indonesia di masa depan. Karena itulah, semestinya Standard and Poor’s menaikan rating Indonesia menjadi layak investasi. “Brasil dan Cina yang downgrade (ratingnya). Kalau di Indonesia bisa memperoleh upgrade (kenaikan rating), tentu suatu hal baik,” ujarnya.
Sekadar informasi, saat ini sudah dua lembaga rating internasional yang memberikan peringkat layak investasi. Yaitu Moody’s Investors Service dan Fitch Rating. Akhir Januari lalu, Moody’s mempertahankan peringkat kredit Indonesia yaitu Baa3 dengan prospek stabil. Ini merupakan derajat (notch) terendah level investment grade yang sudah disematkan Moody’s sejak 18 Januari 2012.
(Baca: Dua Alasan Moody’s Pertahankan Peringkat Layak Investasi Indonesia)
Pada awal Janauri 2012, Fitch juga menyematkan peringkat BBB- dengan prospek stabil kepada Indonesia. Ini merupakan peringkat layak investasi pertama Indonesia dari Fitch dalam kurun 14 tahun terakhir.
Sedangkan S&P masih menempatkan Indonesia di bawah level layak investasi dengan peringkat BB+. Pada Mei tahun lalu, lembaga pemeringkat ini sebenarnya telah mendongkrak prospek peringkat Indonesia dari "Stabil" menjadi "Positif". Dengan begitu, terbuka kemungkinan bagi S&P menaikkan peringkat tersebut ke level layak investasi dalam 12 bulan ke depan alias pada Mei mendatang.