Pemerintah Jaga Harga BBM Stabil Sampai Lebaran

Yura Syahrul
28 Maret 2016, 15:18
BBM Subsidi
Arief Kamaludin|KATADATA

KATADATA - Pemerintah bersikap hati-hati meskipun sudah memastikan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) per awal April nanti. Penurunan harga BBM diperkirakan tidak terlalu besar karena pemerintah mengantisipasi potensi tren kenaikan harga minyak dunia. Dengan begitu, risiko kenaikan harga BBM saat Hari Lebaran pertengahan tahun nanti bisa ditekan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, pemerintah akan mengumumkan harga BBM dalam waktu dekat ini. Namun, harga baru tersebut masih di atas harga keekonomian saat ini alias lebih mahal dari harga pasar. Alasannya, pemerintah tidak ingin harga BBM turun terlalu besar meskipun dalam tiga bulan terakhir ini harga minyak dunia di bawah level US$ 40, bahkan sempat di bawah US$ 30 per barel, dan mata uang rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

“Kami ingin menjaga kestabilan harga, artinya (harga BBM) tidak akan naik-turun yang berlebihan,” kata Sudirman di Jakarta, Senin (28/3). Berdasarkan berbagai penelitian selama ini, penurunan harga BBM tidak serta-merta akan menurunkan harga barang-barang. Jadi, dampak kebijakan itu sangat kecil terhadap harga barang. Namun, kenaikan sedikit saja harga BBM akan langsung mengerek harga barang-barang sehingga yang paling terpukul adalah masyarakat bawah.

Padahal, di sisi lain, harga minyak dunia belakangan ini cenderung merangkak naik hingga di atas level US$ 40 per barel. Hal ini berisiko menaikkan kembali harga BBM pada tiga bulan berikutnya atau pada Juli mendatang. Saat itu, merupakan momen Lebaran.

(Baca: Pertamina Surplus, Harga BBM Cuma Turun Tak Sampai Rp 1.000)

Menurut Sudirman, masyarakat membutuhkan dukungan dari kestabilan harga BBM pada bulan puasa Juni dan Lebaran pada Juli nanti. “Kami sebisa mungkin agar nanti tidak berpengaruh maka Juni atau Juli tidak ada kenaikan (harga BBM). Jadi kami masih mencari formula yang bisa dijaga,” katanya.

Karena itulah, pemerintah tidak mau menurunkan harga BBM terlalu besar pada awal April nanti. Dalam wawancara dengan Katadata dua pekan lalu dan beberapa kesempatan wawancara lainnya, Sudirman memperkirakan penurunan harga BBM jenis Premium dan Solar subsidi tak sampai Rp 1.000 per liter.

(Sudirman Said: Terlalu Banyak Juru Masak di Sektor Migas)

Lantaran harga BBM masih di atas harga keekonomian maka pemerintah akan memperoleh surplus dari penjualan BBM tersebut. “Surplusnya punya negara tapi disimpan oleh PT Pertamina (Persero). Nanti, Pertamina akan terus diminta melaporkan,” ujar Sudirman.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang melihat harga minyak mentah saat ini telah mencapai di atas US$ 40 per barel. Karena itu, Pertamina mengantisipasi tekanan kenaikan harga BBM dalam beberapa bulan ke depan. “Pada Juli nanti ada puasa, lebaran dan liburan anak sekolah,” katanya kepada Katadata. Atas dasar itulah, dia berpandangan perlu kestabilan harga BBM alias tidak naik atau turun terlalu besar dalam waktu singkat.

(Baca: Pemerintah Berencana Kenakan Cukai BBM dan Plastik)

Di sisi lain, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, surplus dana hasil penjualan BBM yang akan disimpan oleh Pertamina tidak akan menjadi masalah besar. Pertamina akan selalu terbuka memberikan laporan terkait dana tersebut. “Semua akan diaudit BPKP. Pertamina terbuka untuk diaudit dan akan memberikan laporan kepada Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM,” katanya.

Reporter: Miftah Ardhian

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...