Menteri Sudirman: Kalau Ikuti Keekonomian, Harga BBM Turun Besar
KATADATA - Pemerintah masih mengkaji besaran penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, yang akan mulai berlaku awal April ini. Jika mengikuti harga keekonomian dalam tiga bulan terakhir, penurunan harga Premium semestinya sangat besar.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, sampai saat ini pemerintah belum memutuskan besaran harga baru BBM jenis Premium. Untuk itu, pemerintah menggelar rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di kantor Kepresidenan, Jakarta. Rapat juga akan membahas pengalihan subsidi Solar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
Jika mengacu Peraturan Menteri ESDM Nomor 39 tahun 2015, penghitungan harga Premium menggunakan rata-rata indeks pasar harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan kurs beli Bank Indonesia selama tiga bulan terakhir. “Kalau mengikuti harga keekonomian, turunnya jauh sekali. Cukup signifikan,” kata Sudirman seusai menghadiri acara diskusi energi di Jakarta, Rabu (30/3).
(Baca: Menteri Sudirman: Harga Premium Bisa Turun Rp 800-1.000)
Meski begitu, pemerintah memiliki pertimbangan selain harga keekonomian untuk memutuskan harga BBM. Pemerintah ingin menjaga agar harga BBM tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Apalagi, harga minyak dunia mulai menunjukkan tanda-tanda kenaikan. Jika harga minyak dunia melonjak, pemerintah khawatir harga BBM ikut terkerek naik pada periode tiga bulan ke depan.
Potensi tersebut tentu menjadi perhatian pemerintah. Apalagi, bulan Juli ada momen hari raya Idul Fitri. Jika harga BBM ikut naik, menurut Sudirman, bisa menambah beban masyarakat. “Kami ingin melindungi masyarakat paling bawah. Setiap kali kenaikan harga BBM sedikit saja, selalu diikuti kenaikan harga pangan, transportasi, yang paling kena masyarakat paling bawah,” ujar dia.
(Baca: Pemerintah Jaga Harga BBM Stabil Sampai Lebaran)
Untuk mengantisipasi risiko tersebut, bisa saja harga BBM pada awal April nanti tidak akan turun terlalu besar. Dengan begitu ada selisih dana yang bisa disimpan. Dana ini akan dipakai untuk berjaga-jaga kalau harga minyak dunia mengalami kenaikan. Sehingga pemerintah tidak perlu menaikkan Premium pada Juli nanti.
PT Pertamina (Persero) juga mengusulkan penurunan harga BBM tersebut tidak terlalu besar. Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, harga Premium untuk April nanti sebaiknya turun sekitar Rp 200 sampai Rp 400 per liter. Pertimbangannya adalah menjaga kestabilan harga BBM di masa mendatang. "Sudah kami survei. Masyarakat turun segitu saja sudah senang," kata dia seusai acara sebuah diskusi tentang harga BBM, Selasa (29/3). (Baca: Pertamina Usul Penurunan Harga Premium Rp 200-400 per Liter)
Saat ini harga Premium untuk Jawa, Madura dan Bali sebesar Rp 7.050 per liter, di luar itu harganya Rp 6.950 per liter. Sementara harga Solar Rp 5.650 per liter dan minyak tanah Rp 2.500 per liter.