Harga Minyak Anjlok, Aset Medco Tergerus US$ 180 Juta

Arnold Sirait
31 Maret 2016, 21:15
Medco Energi
Arief Kamaludin|KATADATA
Medco Energi

KATADATA - Anjloknya harga minyak dunia telah menggerus aset perusahaan minyak dan gas bumi (migas), termasuk PT Medco Energi Internasional Tbk. Dalam setahun terakhir, aset perusahaan milik keluarga Panigoro ini menyusut ratusan juta dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan, 2015 merupakan tahun yang sulit bagi industri migas. Penyebabnya, harga minyak dunia turun sekitar 70 persen sehingga menciutkan aset perusahaan migas. “Medco mencatatkan penurunan nilai aset bersih sebesar US$ 180 juta pada 2015 sehubungan dengan rendahnya harga minyak,” kata dia dalam siaran pers laporan kinerja 2015 Medco Energi, yang dilansir Kamis (31/3). 

Di sisi lain, Medco berupaya menahan laju penurunan produksi minyak di tengah rendahnya harga minyak dunia. Selama 2015, produksi minyak Medco mencapai 31.600 barel per hari (bph). Angka ini sama dengan produksi tahun sebelumnya. Berbeda dengan minyak, produksi gas menurun tipis dari 142,9 juta kaki kubik (mmscfd) pada 2014 menjadi 140,5 mmscfd.

(Baca: Dikabarkan Akuisisi Newmont, Harga Saham Medco Naik 42 Persen)

Secara keseluruhan, rata-rata produksi Medco juga menurun menjadi 55,6 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD), dari tahun sebelumnya yang sebesar 56 ribu BOEPD. Meski begitu, manajemen Medco masih optimistis mampu mencapai target produksi migas tahun ini sekitar 55 ribu sampai 60 ribu BOEPD.

Pada tahun lalu, Medco melakukan sejumlah pengembangan usaha. Antara lain, pada Januari 2015, meneken kontrak jual-beli gas dengan Pertamina sebanyak 198 TBTU dari lapangan gas Blok A. Fase pengembangan awal dari proyek gas ini diharapkan dapat mulai berproduksi di 2018 seiring penunjukan JEC menjadi kontraktor EPC.

(Baca: Teken Kontrak Konstruksi US$ 240 Juta, Medco Mulai Garap Blok A)

Selain dengan Pertamina, pada Januari tahun lalu, Medco meneken kontrak jual-beli gas dengan Perusda Mura Energi di Sumatera Selatan. Lewat kerjasama itu, Medco terikat kontrak pengiriman gas sebanyak 8,75 TBTU selama 11 tahun. Ini untuk memenuhi pasokan gas bagi pembangkit listrik di Kabupaten Musi Rawas.

Sementara itu, produksi lapangan gas Senoro berjalan tepat waktu dan sesuai anggaran pada Juli 2015. Produksi lapangan gas ini terus melebihi ekspektasi dengan kapasitas produksi kotor sebesar 355 MMSCFD. Pada saat bersamaan, kilang Donggi Senoro LNG (DS-LNG) juga mulai beroperasi sesuai rencana. Medco mengirimkan kargo gas pertama dari kilang DSLNG pada September 2015. Selama 2015, kilang tersebut telah mengirimkan 12 kargo LNG. Pada tahun ini, Medco berharap jumlah pengiriman meningkat lebih dari dua kali lipat. 

Medco juga meneken perpanjangan kontrak servis selama 25 tahun untuk lapangan Karim Field, Oman, pada Juli 2015. Medco telah beroperasi di Oman sejak tahun 2006.

Di sektor ketenagalistrikan, Medco melalui anak usahanya menandatangani perjanjian CSPA (Conditional Sales and Purchase Agreement) dengan perusahaan Filipina, Aboitiz Power. Kedua perusahaan bersama-sama mengembangkan proyek panas bumi 110 Megawatt (MW) Ijen, Jawa Timur. Selain itu, perpanjangan perjanjian jual-beli tenaga listrik (PPA) bagi pembangkit listrik Singa di Sumatera Selatan.

(Baca: Masuk Bisnis Air, Medco Setor Proyek Umbulan Rp 1,7 Triliun)

Dengan sejumlah pencapaian tersebut, Medco berhasil mencatatkan cadangan kas lebih dari US$ 450 juta pada akhir tahun lalu. Perusahaan ini juga meraup laba kotor sebesar US$ 208 juta dan laba operasi US$ 90 juta. Sementara EBITDA pada tahun lalu mencapai US$ 217 juta.

Ke depan, manajemen Medco telah menetapkan prioritas bisnis untuk meningkatkan kinerja keuangannya. “Prioritas ini termasuk melanjutkan efisiensi biaya dan modal serta berupaya mempercepat siklus waktu proyek di dalam pengembangan portofolio domestik kami," kata Hilmi. Ia menambahkan, Medco akan terus melanjutkan upaya akuisisi sumber daya domestik secara selektif, perpanjangan kontrak serta renegosiasi penjualan gas dan subkontrak.

Reporter: Arnold Sirait
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...