Kuartal I, Produksi Minyak Pertamina Meningkat 14 Persen
Di tengah harga minyak yang masih rendah, PT Pertamina (Persero) tetap menggenjot produksi minyak dan gas bumi (migas). Alhasil, produksi minyak Pertamina pada kuartal I tahun ini meningkat sekitar 14 persen dibandingkan periode sama 2015.
Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina Meidawati mengatakan, produksi minyak kuartal I-2016 mencapai 305 ribu barel per hari (bph). Angka ini meningkat dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya yang sebesar 267 ribu bph. Sementara sampai akhir tahun nanti, Pertamina menargetkan produksi minyak bisa mencapai 326 ribu bph.
“Ini karena produksi dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu meningkat,” kata dia kepada Katadata, Selasa (12/4). Ia mengatakan, produksi PT Pertamina EP Cepu yang merupakan anak usaha Pertamina di Lapangan Banyu Urip sepanjang kuartal I-2016 mencapai 67 ribu bph. Sementara tahun lalu hanya mencapai 20 ribu bph. Sementara secara keseluruhan, produksi di Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu sebesar 170 ribu bph. Pertamina memiliki 45 persen hak pengelolaan di blok tersebut. (Baca: Puncak Produksi Blok Cepu Terlampaui)
Tidak hanya minyak, produksi gas Pertamina juga meningkat. Realisasi produksi gas kuartal I-2016 mencapai 1.961 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Sementara pada periode sama 2015, produksi gas Pertamina hanya 1.623 mmscfd. Bahkan, pencapaian ini sudah melampaui target tahun ini yang sebesar 1.926 mmscfd.
Salah satu penyebab meningkatnya produksi gas adalah adanya peningkatan dua blok yang berada di Aceh, yakni Blok NSO dan Blok B. Kedua blok ini berhasil diambi lalih Pertamina dari ExxonMobil pada Oktober 2015. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan minyak di Blok B masih sebesar 3,343 MTSB dan cadangan gas 104 bscf. Sementara Blok NSO menyimpan cadangan minyak sebesar 272 MTSB dan cadangan gas 92 bscf. (Baca: Langkah Tergesa-gesa Pertamina Mencaplok Aset Migas di Aceh)
Selain itu, Lapangan Senoro sudah mencapai puncak produksi. Produksi puncak Lapangan tersebut mencapai 310 mmscfd. Selain memproduksi gas, lapangan milik Joint Operating Body (JOB) Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB-PMTS) ini juga menghasilkan kondensat sebesar 8 ribu barel setara minyak per hari dengan masa kontrak operasi hingga 2027.
Di sisi lain, produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi secara nasional sejak awal tahun juga membaik. Kementerian ESDM mencatat adanya kenaikan lifting minyak. Sejak Januari hingga 5 April lalu, rata-rata lifting minyak mencapai 836 ribu barel per hari (bph). Pada Januari, lifting minyak 819 ribu bph. Lalu, pada Februari, naik menjadi 840 ribu bph dan Maret menyentuh level 847 ribu bph. Namun, per 5 April lalu, lifting minyak turun menjadi 841 ribu bph. Padahal, target lifting minyak dalam APBN 2016 sebesar 830 ribu bph.
Lifting gas juga melampaui target yang sudah ditentukan. Dalam APBN 2016, lifting gas hanya ditetapkan 6.470 juta kaki kubik (mmscfd). Sementara realisasi per 5 April lalu bisa mencapai 8.214 mmscfd. (Baca: Kinerja Kontraktor Membaik, Lifting Minyak Telah Lewati Target)
Dibandingkan minyak, lifting gas bergerak berfluktuatif. Pada Januari lalu, lifting gas mencapai 8.210 mmscf. Namun. pada Februari turun menjadi 8.153 mmscfd. Sebulan berselang naik lagi menjadi 8.290 mmscfd, dan per 5 April lalu kembali turun menjadi 8115 mmscfd.