KUR Sumbang Penurunan Ketimpangan Kesejahteraan

Ameidyo Daud Nasution
19 April 2016, 17:09
Kredit Usaha Kecil
Donang Wahyu|KATADATA

Pemerintah menyatakan pemberian insentif langsung, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga murah, berkontribusi dalam menurunkan ketimpangan kesejahteraan penduduk. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil mengatakan program tersebut merupakan intervensi pemerintah yang menyasar kelompok kelas bawah dan secara langsung akan meningkatkan pendapatannya.

Intervensi lain seperti penyelenggaraan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan program yang menyasar biaya pendidikan masyarakat juga berkontribusi menpersempit jarak antarkelas pendapatan. “Memang salah satunya karena program pemerintah spesifik ke situ,” kata Sofyan usai menjadi pembicara Business Working Group Indonesia di Hotel Shangri-la, Jakarta, Selasa, 19 April 2016.

Menurutnya, angka rasio ketimpangan penduduk atau gini ratio saat ini masih tinggi. Oleh sebab itu pemerintah akan melanjutkan program-program yang sifatnya berpihak kepada kelas bawah. Apalagi, kenaikan pendapatan masyarakat kelas atas juga tidak terlalu tinggi. “Tapi kami tidak bisa menyelesaikan dalam satu malam saja,” ujar Sofyan. (Baca: Ketimpangan Turun, Ekonomi Masih Dikuasai 20 Persen Penduduk).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rasio ketimpangan kesejahteraan penduduk Indonesia pada September tahun lalu cenderung menurun. Rasio gini pada September 2015 tercatat sebesar 0,40, menurun dibandingkan periode Maret 2015 yang mencapai 0,41. Namun, 20 persen penduduk masih menguasai perekonomian nasional.

Kepala BPS Suryamin mengatakan penurunan tingkat ketimpangan penduduk ini karena naiknya upah kelompok pendapatan berpenghasilan terendah. Upah buruh pertanian dan bangunan misalnya masing-masing naik 1,21 persen dan 1,05 persen dari bulan Maret ke September 2015. Selama Maret-September 2015 memang terjadi perbaikan perekonomian di sektor riil yang ditempati oleh mayoritas penduduk kelas bawah.

Di sisi lain, 40 persen kelompok masyarakat kelas menengah menguasai pengeluaran sebesar 34,7 persen. Persentasenya naik 0,05 persen dibandingkan Maret 2015. Sedangkan 20 persen kelompok masyarakat atas menguasai 47,84 persen pengeluaran secara nasional. Angka ini menurun dibandingkan Maret 2015 yang sebesar 48,25 persen. (Lihat pula: Inflasi Rendah Berperan Turunkan Penduduk Miskin 80 Ribu Orang).

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...