Pertamina Bidik Empat Blok Migas yang Akan Habis Kontraknya
PT Pertamina (Persero) telah mengidentifikasi target akuisisi sejumlah blok minyak dan gas bumi (migas) yang akan berakhir masa kontraknya tahun 2018. Ada empat blok yang diincar perusahaan BUMN energi ini, baik beberapa blok yang sebelumnya sudah menjadi wilayah kerja Pertamina maupun blok milik kontraktor migas lain.
Senior Vice President Upstream Business Development Pertamina Denie S.Tampubolon mengatakan, empat blok yang diincar tersebut adalah Blok East Kalimantan, Sanga-Sanga, Join Operating Body (JOB) Tuban dan JOB Ogan Komering. “Itu sudah kami ajukan permohonannya ke pemerintah,” kata dia kepada Katadata, Selasa (19/4).
Denie mengatakan, salah satu pertimbangan Pertamina mengajukan minat mengelola empat blok tersebut berdasarkan potensi yang dimilikinya. Bahkan untuk Blok Sanga-Sanga, Pertamina sudah melihat potensinya sejak mendapatkan izin membuka ruang data atau data room sejak Januari 2016. Meski begitu, Pertamina harus bersaing dengan VICO Indonesia, karena operator blok ini juga menyatakan minatnya untuk terus mengelola blok tersebut setelah masa kontraknya berakhir 2018. (Baca: VICO Indonesia Ajukan Perpanjangan Kontrak Blok Sanga Sanga)
Mengacu pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 15 tahun 2015, pemerintah memiliki tiga opsi untuk memutuskan pengelolaan blok migas yang akan berakhir masa kontraknya. Pertama, perpanjangan kontrak oleh kontraktor lama. Kedua, pengelolaan oleh Pertamina. Ketiga, pengelolaan bersama antara kontraktor lama dan Pertamina.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, saat ini ada delapan blok yang masa kontraknya akan berakhir hingga 2018. Pertama, Blok Tuban yang saat ini dikelola oleh Join Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Jawa. Di blok itu, CNPC memiliki hak pengelolaan sebesar 12,5 persen, Pertamina 75 persen dan Petrochina 12,5 persen. Blok ini memiliki cadangan minyak 27.884 million stock tank barrels (MTSB) dan cadangan gas 20,60 billion standard cubic feet (bscf).
Kedua, Blok Ogan Komering yang dikelola oleh JOB Pertamina-Talisman (Ogan Komering). Talisman memiliki hak pengelolaan sebesar 50 persen, begitu pula dengan Pertamina. Blok ini memiliki cadangan minyak 3.191 mtsb dan cadangan gas 18,8 bscf. (Baca: Blok Migas Asing yang Kontraknya Habis, Diserahkan ke Pertamina)
Ketiga, Blok Sanga-Sanga yang dikelola oleh VICO Indonesia. Virginia Indonesia Co Llc memiliki hak pengelolaan 7,5 persen, BP East Kalimantan 26,25 persen, Lasmu Sanga-Sanga 26,25 persen dan OPICOIL Houston Inc 40 persen. Blok ini menyimpan cadangan minyak 13.232 mtsb dan cadangan gas 448,96 bscf. Belum lama ini, Pertamina pernah menyatakan ketertarikannya mengelola Blok Sanga-Sanga pasca masa kontrak VICO habis tahun 2018.
Keempat, Blok South East Sumatera yang dikelola oleh CNOCC SES Ltd. Kelima dan keenam, Blok B dan Blok NSO di Aceh yang dikelola oleh Pertamina. Sekadar informasi, Pertamina mengambil alih hak pengelolaan dua blok tersebut dari tangan ExxonMobil pada tahun lalu.
Ketujuh, Blok Tengah yang dioperatori oleh Total E&P Indonesia. Kedelapan, Blok East Kalimantan yang dioperatori oleh Chevron Indonesia Company. Pertamina juga sempat menyatakan ketertarikannya untuk menjadi pengelola blok ini. (Baca: Pertamina Diminta Hati-Hati Ambil Blok East Kalimantan)
Untuk Blok NSO dan Blok B, Pertamina belum menentukan sikap, apakah akan memperpanjang blok tersebut atau tidak. Blok ini diambilalih Pertamina dari perusahaan migas asal Amerika Serikat ExxonMobil 2015 lalu. “Dua blok tersebut masih dikaji ulang oleh operatornya, yakni PT Pertamina Hulu Energi,” ujar dia.