Infrastruktur Penerbangan Tak Mencukupi Lonjakan Penumpang

Maria Yuniar Ardhiati
23 Mei 2016, 10:10
Bandara Soetta
Donang Wahyu|KATADATA

Pengembangan infrastruktur penerbangan di Indonesia belum mampu mengimbangi pertumbuhan penumpang. Maskapai tidak hanya membutuhkan lebih banyak bandar udara dan terminal, tetapi juga runway dan apron atau tempat parkir pesawat.

Direktur Operasional Lion Air Daniel Putut mengilustrasikan kebutuhan maskapai ini layaknya tambahan jalan untuk menampung pertumbuhan kendaraan bermotor. Salah satu bandara yang masih membutuhkan penambahan fasilitas yaitu Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Meski runway, terminal, dan apron sudah mencukupi, jumlah garbarata masih terbatas. Garbarata atau boarding bridge adalah lorong penghubung pintu persawat dengan terminal bandara.

“Menteri dulu janji, waktu kami ingin membeli pesawat, akan siapkan infrastrukturnya,” kata Daniel kepada Katadata, Minggu, 22 Mei 2016. (Baca: Telat Hingga 100 Kali, Kementerian Peringatkan Lion Air).

Sementara itu, Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Chappy Hakim menilai selama ini perkembangan penumpang masih dilihat sebatas pertumbuhan ekonomi karena adanya permintaan dan penawaran di pasar. Ia menilai kenaikan jumlah penumpang penerbangan tidak diiringi dengan antisipasi pembengkakan jumlah pesawat. Akibatnya, kesenjangan dari pertumbuhan penumpang dengan manajemen serta infrastruktur penerbangan makin lama makin jauh.

Chappy mengatakan harus ada banyak sumber daya manusia, termasuk teknisi, pemandu lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC), bengkel pesawat dan ground handler di Indonesia. Ia memandang kesenjangan ini sebagai akar permasalahan yang belum bisa ditangani dengan baik sejak tahun 1990an. (Baca: Kena Sanksi, Investor dan Bank Pertanyakan Nasib Usaha Lion Air).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...