Produksi Lapangan Bangka Mundur Sampai Agustus 2016
Jadwal produksi Lapangan Bangka di Blok Rapak tampaknya akan mundur dari target yang sudah ditentukan. Teknis persiapan produksi yang belum selesai, menjadi salah satu penyebab molornya jadwal proyek tersebut.
Awalnya lapangan yang merupakan salah satu bagian dari mega proyek laut dalam Chevron atau Indonesian Deepwater Development (IDD) ini ditargetkan bisa berproduksi pada Juni atau Juli 2016. “Kemungkinan produksi baru dilakukan pada Agustus 2016,” kata Direktur Pengendalian Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Muliawan kepada Katadata, Rabu (1/6).
Dia mengatakan produksi Lapangan Bangka memang tidak bisa sesuai dengan target. Alasannya Chevron Indonesia selaku operator masih mempersiapkan sumur yang akan diproduksi. Secara teknis sumur yang akan berproduksi pada Lapangan Bangka memiliki kesulitan tersendiri. Mengingat lokasinya berada di laut dalam. (Baca: Lapangan Bangka IDD Milik Chevron Diperkirakan Berproduksi Juni)
Pada saat berproduksi, Lapangan Bangka akan menghasilkan gas sebanyak 115 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan kondensat 4.000 barel per hari (bph). Produksi Lapangan Bangka akan terhubung dengan fasilitas produksi terapung (FPU).
Proyek IDD lapangan Bangka ini merupakan salah satu dari 13 daftar proyek migas yang ditargetkan dapat mulai produksi awal tahun ini. 13 Proyek tersebut diantaranya proyek Area Donggi oleh Pertamina EP, proyek Karendan oleh Salamander Energy, Wasambo oleh Energi Equity Epic Sengkang, Simenggaris Gas Plant oleh JOB Pertamina-Medco Simenggaris, dan beberapa proyek migas lainnya yang ditargetkan bisa rampung hingga kuartal empat tahun ini.
Berdasarkan situs resminya, perusahaan migas asal Amerika Serikat ini sudah mengebor dua sumur pengembangan di proyek tersebut pada paruh kedua 2014. Pengeboran dilakukan setelah Chevron mengantongi keputusan investasi final atau Final Investment Decision (FID). Chevron sendiri mengempit 62 persen kepemilikan saham di proyek tersebut. (Baca: Potensi Migas Laut Dalam Sepi Peminat)
Selain Lapangan Bangka, Chevron juga memiliki lapangan gas yang akan dikembangkan dalam proyek IDD yaitu Maha, Gandang, Gehem dan Gendalo. Gendalo dan Gehem masuk dalam kontrak bagi hasil atau production sharing contract (PSC) di Selat Makassar. Di dua lapangan tersebut, Chevron memiliki hak pengelolaan sekitar 63 persen.
Untuk memulai produksi dua lapangan Gendalo dan Gehem, manajemen Chevron masih harus merevisi proposal rencana pengembangan (PoD) yang sudah diajukan Chevron beberapa waktu lalu. Pemerintah menilai, proposal PoD Chevron untuk dua lapangan tersebut tidak masuk akal lantaran meminta kenaikan investment credit hingga 240 persen.
Investment credit merupakan hal untuk meminta pengembalian investasi kepada pemerintah dengan persentase tertentu atas nilai investasi yang berhubungan langsung dengan pembangunan fasilitas produksi suatu proyek. Menurut Direktur Pembinaan Hulu Kementerian ESDM Djoko Siswanto, investment credit seharusnya tidak lebih dari 100 persen. (Baca: Kementerian Energi: Proposal IDD Chevron Tak Masuk Akal)