Pemerintah Kurangi Target Pengeboran Hingga 202 Sumur Migas
Pemerintah berencana mengurangi aktivitas pengeboran sumur minyak dan gas bumi tahun ini. Rencana tersebut diajukan dalam draf Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 kepada DPR beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data SKK Migas yang dipresentasikan dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR dua hari lalu, kegiatan pengeboran sumur pengembangan dalam APBN-P 2016 hanya 274 sumur. Dalam anggaran sebelumnya, pengeboran sumur pengembangan tahun ini ditargetkan 476 sumur. (Baca: SKK Migas: VICO Pangkas Rencana Pengeboran 40 Sumur Baru)
Tidak hanya kegiatan pengeboran sumur pengembangan yang berkurang. Kegiatan workover pun ikut terpangkas menjadi hanya 1.061 sumur dari sebelumnya 1196 sumur. Workover merupakan kegiatan yang dilakukan pada sumur-sumur eksisting atau sumur yang sudah berproduksi. Namun, untuk memproduksi migas lagi, lapisannya harus dipindah.
Sementara untuk kegiatan wellservice ada peningkatan. Wellservice adalah kegiatan perawatan sumur-sumur eksisting atau sumur produksi seperti ganti pompa, stimulasi. Dalam draf tersebut kegiatan wellservice ditargetkan bisa mencapai 39.918 sumur. Padahal APBN tahun ini hanya menargetkan 35.751 sumur. (Baca: Di Atas RAPBN-P 2016, Menteri ESDM Usul Harga Minyak ICP US$ 40)
Menurut Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, pengurangan kegiatan pengeboran sumur dan workover, salah satunya disebabkan gejolak harga minyak mentah dunia. Saat ini tren harga minyak masih di bawah US$ 50 per barel, belum bisa kembali normal seperti dua tahun lalu. Namun, rendahnya harga minyak bisa meningkatkan kegiatan wellservice. “Wellservice bisa naik karena biayanya murah kan,” kata dia usai menghadiri rapat dengan komisi VII DPR RI, Rabu (8/6).
Berkurangnya kegiatan pengeboran sumur pengembangan ini, menurut Amien akan berdampak pada produksi. Ini berujung pada menurunnya target produksi migas siap jual atau lifting. Makanya, pemerintah juga mengajukan penurunan target lifting dalam perubahan anggaran tahun ini. (Baca: Pemerintah Pangkas Target Lifting Minyak Lima Kontraktor)
Target lifting minyak untuk tahun diusulkan hanya 810.000 barel per hari. Lebih rendah dari target sebelumnya 830.000 bph. Penurunan ini dikarenakan ada lima kontraktor yang menurunkan target liftingnya. Kelima kontraktor tersebut yakni PT Pertamina EP, PT PHE ONWJ Ltd, PT PHE WMO, Petronas Carigali Ketapang II Ltd, dan Chevron Indonesia Company.
Lifting gas juga diusulkan turun targetnya dari 6.470 juta kaki kubik per hari (mmscfd) menjadi 6.244 mmscfd. Alasan yang sama, karena enam kontraktor menurunkan targetnya tahun ini. Ada penurunan target oleh Pertamina EP di wilayah kerja seluruh Indonesia dan Conocophillips Indonesia Inc Ltd. Kemudian VICO Indonesia di Blok Sanga Sanga, Petronas Carigali Muriah Ltd di Blok Muriah, Talisman Jambi Merang-JOB di Blok Jambi Merang, dan Energy Equity Epic (Sengkang) Ptydi Blok Sengkang