Menteri Darmin Optimistis Ekonomi Semester I Tumbuh 5 Persen
Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada semester I tahun ini bisa mencapai lima persen. Dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 4,92 persen pada kuartal I lalu maka pada kuartal II-2016 perekonomian seharusnya tumbuh sekitar 5-5,1 persen.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution optimistis ekonomi pada semester I-2016 berpotensi tumbuh hingga lima persen. Meskipun ekonomi pada kuartal I lalu tumbuh di bawah lima persen, dia yakin pada kuartal II kondisinya lebih baik karena beberapa faktor.
Pertama, musim panen yang bergeser dari biasanya bulan April menjadi Mei pada tahun ini. Dengan begitu, mendorong pertumbuhan sektor pertanian, yang pada kuartal sebelumnya hanya tumbuh 1,89 persen.
Kedua, pembangunan infrastruktur juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi investasi oleh pemerintah. Ketiga, 12 paket kebijakan ekonomi yang memuat banyak deregulasi diyakini sudah berpengaruh untuk mendorong masuknya investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI). Meskipun baru 96 persen aturan turunannya yang selesai dikaji dan dievaluasi.
“Walau perdagangan dunia masih terus merosot, termasuk ekspor impor Indonesia dan berdampak ke penghasilan, menarik (pertumbuhan ekonomi) ke bawah. Tapi di lain pihak, kami membangun infrastruktur, deregulasi, itu akan mendorong (ekonomi) ke atas,” kata Darmin di Jakarta, Senin (11/7).
(Baca: Setujui APBN-P 2016, DPR Pesimistis Ekonomi Tumbuh 5,2 Persen)
Keempat, dari sisi konsumsi juga diperkirakan akan meningkat terutama dipicu oleh momen bulan puasa.
Selain itu, Darmin berpandangan sebagian dampak dari arus mudik akan berpengaruh terhadap perekonomian kuartal II meskipun hanya beberapa hari dipengujung Juni lalu.
Alasannya, industri juga sudah mempersiapkan pasokan sejak jauh-jauh hari sebelum Lebaran.”Lebaran sudah masuk bulan Juli, berarti masuk kuartal III. Jadi walaupun data pertumbuhan kuartal II keluar Agustus, tapi dia tidak akan terpengaruh banyak.”
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro juga meyakini pertumbuhan ekonomi semester I bisa mencapai lima persen. Alasannya, pemerintah memastikan penyerapan belanja modal akan merata pada setiap kuartal atau tidak lagi menumpuk di akhir tahun. “Semoga (bisa tumbuh) lima persen,” katanya.
(Baca: THR dan Gaji ke-13 PNS Cair, Ekonomi Kuartal II Sulit Tumbuh 5 Persen)
Namun, ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi semester I tak bakal sampai lima persen. Penyebabnya, Ekonom Bank Permata Josua Pardede tak yakin konsumsi rumah tangga bisa tumbuh lima persen pada kuartal II-2016. Ia melihat, konsumsi masyarakat baru akan meningkat di kuartal III dengan daya dorong dari momen Lebaran dan tahun ajaran baru pada Juli ini.
Karena itulah, josua memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II hanya 4,93 persen hingga 4,97 persen. Alhasil, secara keseluruhan rata-rata pertumbuhan ekonomi semester I sekitar 4,9 persen.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II hanya mencapai 4,9 persen.
Pembayaran gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya (THR) alias gaji ke-14 kepada para pegawai negeri sipil (PNS) pada akhir Juni lalu, diperkirakan tidak cukup signifikan mendongkrak konsumsi rumah tangga.
(Baca: Bank Dunia Sarankan Dua Sumber Baru Pertumbuhan Ekonomi Indonesia)
Penyebabnya, jumlah PNS hanya sekitar 4,5 juta orang dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia. Anton berpandangan, bantuan langsung tunai kepada masyarakat miskin justru lebih berpengaruh mengerek daya beli. Alasannya, bantuan langsung tersebut akan mendorong daya beli dari masyarakat kelas menengah bawah, bukan hanya untuk pembelian kebutuhan primer tetapi juga sekunder.
“Jadi kalau fokus ke infrastruktur itu hasilnya baru terasa 2-3 tahun lagi, sekarang daya belinya harus dinaikkan dengan bantuan langsung tunai,” ujar Anton.