G20 Sebut Brexit Bebani Perekonomian Global

Maria Yuniar Ardhiati
25 Juli 2016, 17:56
Pertumbuhan EkonomI
Arief Kamaludin|KATADATA

Keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa, Britain Exit (Brexit), telah membawa dampak bagi perekonomian dunia. Hal ini diakui oleh para menteri keuangan negara-negara G20 dalam akhir pertemuan di Cina hari ini.

Mereka menilai Brexit menimbulkan ketidakpastian bagi ekonomi dunia. Karenanya, G20 mendesak Inggris tetap menjalin kedekatannya dengan Uni Eropa, meski pembicaraan mengenai Brexit masih sengit. (Baca: Jika Brexit Terjadi, Inggris Sulit Tembus Pasar Asia).

Namun Kanselir Inggris Philip Hammond masih memberi pandangan positif. Brexit tetap membawa keuntungan bagi G20. “Pada kenyataanya, ketidakpastian tetap ada hingga keputusan dari negosiasi kami dengan EU dikeluarkan," katanya seperti dilansir BBC, Minggu, 24 Juli 2016.

Kelompok negara yang bergabung dalam G20 menyatakan telah siap menghadapi segala konsekuensi Brexit terhadap kondisi ekonomi dan keuangan dunia. Faktor lainnya yaitu konflik geopolitik, aksi teror, serta arus pengungsi. 

Para pembuat kebijakan di G20 menyebutkan berlebihnya pasokan baja sebagai salah satu isu yang dihadapi dunia saat ini. Banjir persedian tersebut berdampak negatif terhadap perdagangan. (Baca: BKPM Yakin Brexit Malah Tingkatkan Investasi Inggris di Indonesia).

Di sisi lain, Presiden Bank Sentral Jerman, Jens Weidmann mengatakan perekonomian di Eropa belum menunjukkan tanda-tanda terkena dampak hasil referendum Inggris yang digelar pada 23 Juni lalu. Namun, data-data baru yang dikeluarkan sejumlah perusahaan Inggris selama tiga bulan hingga akhir Juni lalu kembali menimbulkan kekhawatiran.

Sebanyak 66 perusahaan Inggris yang terdaftar di bursa saham telah mengeluarkan peringatan penurunan keuntungan untuk kuartal kedua tahun ini. Para akuntan Ernst and Young menyebutnya sebagai periode paling buruk sejak krisis finansial terjadi tahun 2008. (Baca: Inggris Tinggalkan Uni Eropa, Pasar Keuangan Dunia Guncang).

Sementara itu, Kepala Bidang Restrukturisasi dari Ernst and Young untuk Inggris dan Irlandia, Alan Hudson mengatakan keadaan makin sulit diprediksi sejak Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa. “Yang kami lihat pada kuartal kedua, dan masih sampai sekarang, hanyalah permulaan dari ketidakpastian ini,” ujarnya.

Pekan lalu, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan Inggris menjadi 1,7 persen dari 1,9 persen. Perekonomian global pun diprediksi tumbuh 3,1 persen atau  turun 0,1 persen.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...