Menteri Rini "Bela" Kinerja Bos PLN dari Kritikan Menteri ESDM
Arief Kamaludin | Katadata
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mempertanyakan kritikan yang dilontarkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said terhadap Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir. Perilaku bos perusahaan pelat merah itu, termasuk para direksinya, selama ini merupakan upaya untuk mempertahankan kinerja PLN sebagai perseroan.
Menurut Rini, PLN memiliki beban yang cukup berat untuk meningkatkan rasio elektrifikasi nasional. Alhasil, PLN harus berupaya merampungkan beberapa proyek pembangkit listrik. Selain bertanggung jawab menangani megaproyek pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW), PLN juga harus menyelesaikan sejumlah proyek masa lalu yang kini mangkrak.
"Bukan hanya pembangkitnya saja tapi bagaimana jaringan listriknya, gardu induknya, banyak yang gardu induk 30 tahun harus diperbaiki, banyak sekali," ujar Rini saat bertemu dengan para petinggi perusahaan BUMN di Jakarta, Senin (25/7).
Lantaran memiliki banyak proyek, PLN harus terus menjaga neraca keuangannya agar tetap stabil. Dengan begitu, PLN bisa menjaga dan terus mencari pendanaan untuk membiayai setumpuk proyek itu.
Di sisi lain, Rini menjelaskan, sebagian besar dana yang digunakan PLN bukan merupakan dana yang diberikan oleh pemerintah. Alhasil, pencarian keuntungan menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilakukan.
"PLN melakukan peminjaman cukup besar, dimana harus membayar bunga. Harus mencari dana dari internasional. Jadi bukan dana dari pemerintah yang besar," ujar Rini.
Karena itulah, Rini berharap, program penugasan pemerintah tidak lagi memberatkan neraca keuangan PLN. Selain itu, semua pihak termasuk Kementerian ESDM tidak lagi memberatkan kinerja PLN. Sebaliknya, Rini meminta agar PLN memperoleh subsidi dalam menjalankan program penugasan yang memberatkan keuangannya.
Sebelumnya, Sudirman memperingatkan pimpinan PLN yang kerap tak sejalan dengan keputusan pemerintah, yakni dalam hal ini Kementerian ESDM. Peringatan itu dilontarkannya menyusul ketidakhadiran Sofyan Basir dalam acara sosialisasi Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025 di Kementerian ESDM, Jumat (22/7) pekan lalu.
"“Saya sudah kehabisan cara. Sampaikan pada tim manajemen PLN, hentikan kebiasaan meng-counter dan men-challange kebijakan pemerintah,” kata Sudirman dengan nada tinggi.
Menurut Sudirman, PLN seharusnya jangan hanya fokus pada pencarian laba. Tetapi harus juga memperhatikan hajat hidup banyak orang dan menjaga iklim investasi agar tetap bergairah.
Sudirman pun mengklaim telah menyampaikan pandangan tersebut kepada Menteri Rini. "PLN jangan hanya mengejar keuntungan saja tapi juga untuk kesejahteraan umum masyarakat banyak. Sekarang diukur sebagai bank ya tidak bisa. Saya sudah sampaikan ke Bu Rini, jangan jadikan PLN sebagai pencari uang, ini berbeda," ujarnya.
Editor: Yura Syahrul