Sudirman "Titip" 7 Pencapaian kepada Menteri ESDM Baru

Arnold Sirait
Oleh Arnold Sirait - Anggita Rezki Amelia
27 Juli 2016, 16:46
Sudirman Said
Istimewa | Katadata

Presiden Joko Widodo telah mengumumkan perombakan (reshuffle) kabinet jilid II di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/7) siang. Salah satu pos yang terkena reshuffle adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said. Ia digantikan oleh Arcandra Tahar.

Pada pagi harinya, sebelum pengumuman reshuffle, Sudirman telah menyampaikan pesan kepada Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi. Ada tiga pesan yang disampaikannya.

Pertama, Sudirman akan diberi tugas baru, penggantinya adalah orang yang betul-betul baru. Kedua, jajaran di bawahnya tidak perlu terpengaruh oleh pergantian itu. Semua tetap bekerja dengan semangat dan menegakkan integritas secara kontinyu. Ketiga, Sudirman akan menunggu penugasan berikutnya. (Baca: Melalui Twitter, Rizal Ramli dan Sudirman Said Ucap Salam Pisah)

Selain mengirim kabar tersebut, ternyata Sudirman juga mengumpulkan para pejabat tinggi di lingkungan Kementerian ESDM. Dalam pertemuan itu, dia menyampaikan sejumlah poin pencapaian selama hampir dua tahun menjabat dan berbagai program strategis kementerian tersebut. Ini bisa menjadi "titipan" pencapaian kinerja dan pekerjaan rumah kepada menteri baru yang menggantikannya.

"Saya ingin mengingatkan beberapa kemajuan yang telah dicapai sejak dua tahun lalu. Bulan-bulan pertama kita melakukan suatu upaya yang agresif mengenai simbol-simbol lama yang kita gantikan," katanya memulai pemaparan.

Pertama, pengalihan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) ke sektor produktif. Kebijakan itu mendatangkan banyak manfaat, tidak hanya membuat belanja valas turun karena berkurangnya impor BBM. Praktik penyelundupan juga turun drastis.

"Sekarang terbalik, belanja infrastruktur itu meningkat tajam. Ini (pencabutan subsidi BBM) diikuti oleh dunia menjadi role model," kata Sudirman.

Kedua, melikuidasi Grup Petral, unit usaha PT Pertamina (Persero), yang selama berpuluh tahun menangani impor BBM. Langkah ini membuat Pertamina bisa berhemat sebesar Rp 8,5 triliun hingga 2017 dan melakukan penyehatan bisnis. "Selama ini kan (impor BBM) lewat channel tertentu yang disebut mafia," katanya.

Ketiga, pengambilalihan kilang minyak TPPI di Tuban, Jawa Timur. Dengan mengoperasikan kilang TPPI yang selama bertahun-tahun tidak jalan tersebut, pemerintah dapat meningkatkan produksi BBM di dalam negeri. Alhasil, Sudirman mengklaim, impor BBM turun sangat drastis hingga 30 persen. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...