Darmin: Kepercayaan ke Tim Ekonomi Saat Ini Lebih Kuat
Pengumuman perombakan kabinet jilid II oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (27/7) kemarin, diikuti oleh penguatan mata uang rupiah dan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, hal itu menunjukkan pelaku pasar merespons positif komposisi baru Kabinet Kerja pasca reshuffle.
Secara lebih khusus, kondisi pasar pasca reshuffle itu menunjukan besarnya kepercayaan pasar bahwa tim ekonomi saat ini lebih kuat. Artinya, kombinasi di antara kementerian yang berkaitan dengan ekonomi dianggap tepat.
“Saya kira, sebagian besar orang akan bilang tim ekonominya sekarang lebih kuat. Jangan cuma lihat (Menteri Keuangan) Sri Mulyani saja, bisa lihat (kementerian) Perdagangan, Perindustrian, dan sebagainya,” ujar Darmin seusai menghadiri seminar bertajuk “Pikiran Ekonomi Politik Dr. Sjahrir: Relevansinya Sekarang dan Masa Depan” di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (28/7).
(Baca: Sri Mulyani Masuk Kabinet, Bursa Saham dan Rupiah Menguat)
Demi mempertahankan optimisme pasar itu, dia menegaskan, koordinasi di antara kementerian ekonomi akan ditingkatkan. Koordinasi terutama difokuskan pada pengembangan kebijakan jangka menengah terkait ketahanan pangan.
Alasannya, kecenderungan kenaikan harga yang terjadi saat ini juga terjadi di banyak negara. Sedangkan kondisi kebijakan pangan di Indonesia belumlah jelas.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Haddad juga melihat pelaku pasar merespons positif formasi baru tim ekonomi. Meski dia juga melihat penguatan rupiah dan harga saham merupakan kombinasi dari beberapa sentimen sebelumnya, seperti pengesahan beleid pengampunan pajak (tax amnesty).