Topang Daya Beli, Kabinet Ekonomi Siapkan Kebijakan Pangan

Desy Setyowati
28 Juli 2016, 19:36
Darmin Nasution
KATADATA | Arief Kamaludin

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan persoalan prioritas yang dihadapi saat ini adalah ketahanan pangan. Masalah ini harus ditangani cepat agar tidak makin menekan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang sudah di kisaran lima persen.

Apalagi, sektor ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu, kata Darmin, masalah kemampuan daya beli ini tak bisa hanya dibebankan kepada Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan yang baru.

Advertisement

Seluruh kabinet ekonomi pun mesti menanggungnya. “Kami sedang menyusun kebijakan jangka menengah untuk pangan,” kata Darmin usai seminar di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 28 Juli 2016. (Baca: Pemerintah Jokowi Dinilai Masih Hadapi Risiko Perekonomian).

Menurut Darmin, kebijakan ini tak hanya menyangkut harga komoditas. Di luar itu, pemerintah sedang merancang pengembangan yang lebih baik untuk sistem pertanian, misalnya terkait padi, tebu, jagung, dan peternakan sapi.

Pada kesempatan itu, mantan Menteri Keuangan Chatib Basir juga menyatakan bahwa daya beli masyarakat mesti dijaga agar ekonomi tumbuh lebih baik di kisaran lima persen. Namun ada masalah besar lain yang menghadang, yakni terkait fiskal. Penerimaan hingga Juni lalu lebih rendah tujuh persen dibanding periode yang sama pada 2015. Padahal, belanja pemerintah sudah cukup besar.

Situasi saat ini mesti diakui tidak mudah. Salah satu sumber ketidakpastian fiskal itu dari sisi penerimaan. Ekonomi dunia melambat maka mau tidak mau ekspor kita terkena. Dan perusahaan pembayar pajak itu paling banyak dari eksportir,” ujar Chatib.

Harapannya, ujar Chatib, memang bertumpu pada pengampunan pajak. Jika target tambahan dari uang tebusan tax amensty itu Rp 165 triliun, belanja pemerintah harus dipangkas. Hal itu dalam upaya menjaga agar defisit anggaran tidak melewati batas tiga persen sesuai aturan. (Baca: Defisit Anggaran Terancam Lewati Batas 3 Persen).

Meskipun, Chatib memahami bahwa pemotongan anggaran belanja akan mengurangi potensi pertumbuhan ekonomi. Tetapi, Indonesia diyakini mampu tumbuh di kisaran lima persen, lebih baik dibanding negara lain di kawasan regional.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement